JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Suasana panitia DPR menampakkan semangatnya. Nadeem sendiri menundukkan kepala saat diinterogasi Komite X.

Awalnya, Nadeem mengatakan, batas indikatif belanja kementerian/lembaga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (K/L) tahun anggaran (TA) 2025 adalah Rp 83 miliar. Jumlah tersebut mengalami penurunan sekitar Rp15 triliun dari anggaran tahun 2024.

Nadeem mengusulkan tambahan anggaran Rp 25 miliar. Anita mengkritik keras alokasi anggaran yang diberikan kepada Kemendikbud dan mempertanyakan efektivitas penggunaannya.

“Pak Menteri dan pejabat, kita semua tahu ada defisit anggaran sebesar Rp 15 miliar. Namun jujur ​​​​saja. Apakah anggaran besar yang diberikan pada tahun 2024 ini sudah dimanfaatkan dengan baik,” tegas Anita.

Semangat Anita semakin memuncak saat mengkritisi proses verifikasi dan validasi data pendidikan yang dilakukan lembaga-lembaga yang patut dipertanyakan. Menurutnya, skema yang digunakan sangat membingungkan dan tidak konsisten.

“Ah, sebagai kementerian tidak mau departemennya yang memeriksa? Jangan suruh departemen melakukan apa yang kita usulkan, departemen yang harus memeriksa. Kita lembaga tertinggi negara, wakil. Rakyat. yang menentukan anggaran di Indonesia,” kata Anita.

Anita juga menyoroti ketidakadilan sosial di sektor pendidikan Indonesia, khususnya di daerah kurang mampu. Ia mencari jawaban dari Nadeem mengenai kesenjangan pendidikan yang masih menjadi permasalahan serius di beberapa daerah.

“Akses akan terus diberikan di daerah yang sudah ada internet, tapi hanya di daerah 3T yang belum ada internet. Dimana keadilan sosial bagi seluruh rakyat di Indonesia, Pak Menteri?” Anita bertanya.

Anita mengaku menerima Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengetahui bagian mana di kementerian yang bermasalah.

“Saya minta pimpinan kita rekomendasikan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melihat APBN Kemendikbud. Karena banyak permasalahan. Dana PIP, KIP, BOS banyak permasalahannya,” pungkas Anita. .

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *