Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berbentuk kupu-kupu yang terletak di leher, tepat di bawah jakun. Bagian ini merupakan bagian dari sistem endokrin produksi hormon tiroid, yaitu tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3). 

Hormon-hormon ini mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk metabolisme, detak jantung, suhu tubuh, serta tumbuh kembang.

Dokter spesialis penyakit dalam yang merupakan konsultan endokrin metabolik dan diabetes di RSUPN dr (no point) Cipto Mangunkusumo menekankan pentingnya deteksi dini kelainan tiroid yang terbagi menjadi dua, yakni kelainan bentuk dan fungsi.

Wisma mengatakan, kelainan tiroid dapat terlihat jelas pada individu atau melalui pemeriksaan kesehatan, seringkali ditandai dengan adanya benjolan yang teraba atau terlihat di area leher.

“Kelainan bentuk karena kita bisa melihat dengan mata telanjang apa yang dirasakan orang atau ada yang melihat ada benjolan. Bentuk ini kita bagi menjadi dua, yang satu menyebar dan yang lainnya menggumpal atau nodular, kata Wisma, dikutip Antara.

Wisma menjelaskan, kelainan tiroid terbagi dalam dua kategori, yaitu kelainan difus yang umumnya halus saat disentuh, dan nodul nodular yang biasanya bergelombang dan teraba.

Wisma menjelaskan, diagnosis kelainan tiroid dapat ditegakkan melalui berbagai metode, antara lain pemeriksaan fisik, USG (USG), dan terkadang diperlukan CT scan.

Namun yang terpenting adalah dilakukannya pemeriksaan fisik secara menyeluruh oleh dokter untuk menentukan langkah selanjutnya.

Sementara itu, disfungsi tiroid seringkali dapat diketahui oleh sebagian orang melalui gejala alami atau dilihat oleh orang lain melalui perubahan perilaku atau fisik.

Lebih lanjut, gangguan fungsi tiroid terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu hipertiroidisme dan hipotiroidisme.

“Gangguan fungsional kita bagi menjadi dua, ada yang hipertiroid, ada pula yang hipotiroid. Kalau hipertiroid berarti kelebihan hormon tiroid, kalau kekurangan berarti hipotiroidisme,” kata Wisma.

Gejala yang sering dikaitkan dengan hipertiroidisme termasuk penurunan berat badan yang tidak diinginkan, gemetar, detak jantung cepat, keringat berlebih, dan kegelisahan.

Sebaliknya, hipotiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi cukup hormon tiroid. Menurutnya, gejala hipotiroidisme antara lain penambahan berat badan, rasa dingin berlebihan, kelelahan, sulit tidur, dan sulit berkonsentrasi.

Pengenalan dini gejala disfungsi tiroid dapat membantu seseorang mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

“Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui apakah seseorang menderita hipertiroidisme atau hipotiroidisme,” tutupnya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *