Magelang, prestasikaryamandiri.co.id – Setelah melewati beberapa kawasan, 43 biksu thudong berjalan kaki sampai di tujuan akhir, Candi Borobudur, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kedatangan para biksu ini disambut hangat oleh jamaah dan wisatawan. Di puncak candi, para biksu segera melakukan puja bakti dan pradaksina, yaitu berjalan mengelilingi stupa induk Candi Borobudur.

Sesampainya di candi induk Candi Borobudur, rombongan biksu thudong menerima karangan bunga sedap malam dari perwakilan Komunitas Budha Indonesia (Walubi) dan pengelola Taman Wisata Candi Borobudur (TWC). Berjajar rapi mereka berjalan menuju puncak stupa induk Candi Borobudur.

Kedatangan 43 biksu dari beberapa negara Asia Tenggara seperti Singapura, Thailand, Malaysia dan Indonesia, serta tambahan satu orang dari Korea menjadi daya tarik wisatawan yang datang ke Candi Borobudur.

Biksu Kepala Thudong Kamsai Sumano Mahatera mengaku sangat bahagia karena berhasil mencapai peringkat terakhir atau finis dalam keadaan sehat. Menurutnya perjalanan thudong ini sangat berkesan, selain mendapat sambutan hangat dari warga, pemandangan selama perjalanan juga sangat indah.

“Kami berjalan kaki dari Semarang, Temanggung, Magelang hingga Candi Borobudur yang jaraknya sekitar 60 kilometer. Kami merasa sangat senang dengan sambutan hangat dari masyarakat,” kata Sumano saat ditemui usai ritual pra dinasti di puncak Candi Borobudur pada Senin (20/5/2024).

Sumano menambahkan, sesampainya di puncak candi, ia dan rombongan langsung melakukan ritual puja bhakti atau doa kepada Sang Buddha, serta pradaksina.

Ritual pradaksina ini merupakan cara umat Buddha bermeditasi sambil berjalan searah jarum jam mengelilingi stupa induk candi sebanyak tiga kali, tambah Sumano.

Sumano Mahatera menjelaskan, thudong berarti perjalanan spiritual umat Buddha yang menempuh jarak puluhan kilometer menuju ketenangan pikiran yang telah menjadi tradisi pada zaman dahulu untuk menyambut perayaan Waisak.

“Jadi kami berangkat dan meninggalkan kepentingan duniawi. Kami hanya membawa satu set pakaian, makan secukupnya, lalu tidak membawa apa-apa lagi. Pikiran kami menjadi ringan dan kami terbebas dari kebodohan dan kebencian,” tutupnya.

Selain mengikuti puncak acara Waisak 2568 BE 2024 di Candi Borobudur pada 23 Mei 2024, rencananya rombongan biksu thudong juga akan mengikuti ritual pengambilan air suci Waisak di Umbul Jumprit Temanggung.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *