Busan, prestasikaryamandiri.co.id – PT Pertamina Gas, anak perusahaan pemeliharaan gas PT Pertamina (Persero), tengah menjajaki kerja sama pengembangan terminal hub LNG di Arun, Lhokseumawe, Aceh untuk menjadi hub LNG terbesar di Asia. Hal itu terungkap pada pertemuan Bilateral Maritime Dialogue (BMD) ke-4 antara Indonesia dan Korea Selatan yang digelar di Busan, Korea.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis Pertamina Gas Agung Indri Pramantyo menyatakan PT Perta Arun Gas (PAG), anak usaha Pertagas, memiliki prospek yang baik dan kompetitif sebagai penyedia jasa pengelolaan migas di industri global melalui pengembangan . di LNG- pusat infrastruktur.

“Lokasi LNG hub di Arun strategis karena berada di jalur pelayaran internasional yang menghubungkan sumber pasokan dan permintaan LNG,” kata Agung dalam keterangannya, Rabu (19/6/2024).

Menurutnya, lokasi tersebut sangat strategis sehingga menjadikan Arun cocok untuk bisnis bulking. Selain itu, Arun merupakan kawasan ekonomi khusus (KEK) yang membuka peluang besar bagi PAG untuk menjadi hub LNG terbesar di Asia.

BMD antara Indonesia dan Korea Selatan merupakan implementasi kerja sama maritim kedua negara yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama maritim pada 16 Mei 2016. Pada BMD ke-4 ini, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama. di sektor maritim, termasuk sektor energi, dengan melakukan investigasi bersama terhadap penggunaan anjungan lepas pantai Pertamina untuk penangkapan ikan, penyimpanan karbon, dan regasifikasi LNG.

Pada kesempatan tersebut, Pertagas menandatangani nota kesepahaman dengan Korea Maritime & Ocean University Consortium (KMOUC) mengenai pengembangan infrastruktur gas dan gas alam cair. “Pelaksanaan kolaboratif ini akan melibatkan kajian bersama untuk mempersiapkan kajian teknis dan komersial mengenai potensi pengembangan,” kata Agung.

Dialog yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI (Kemenko Marves) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kemenkeu) Korea Selatan merupakan wadah bagi kedua negara untuk membahas permasalahan maritim dan mencari solusi inovatif.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *