JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menerbitkan sarana investasi Surat Berharga Negara Ritel (SBN) Seri 13 alias SBR013 dengan tenor dua dan empat tahun. Keduanya menawarkan kupon dasar atau imbal hasil mengambang, dengan suku bunga dua tahun 20 basis poin (bps) di atas suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan suku bunga empat tahun 35 basis poin (bps) di atas suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). ).

“Kalau kedepannya BI kembali menaikkan suku bunga BI, misalnya menjadi 6,5% yang berarti hanya naik 20 basis poin, maka suku bunga BI dua tahun menjadi 6,70%. Suku bunga BI akan mencapai 6,70%.” Keuangan Deni Ridwan, Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Kementerian Pembiayaan dan Manajemen Risiko (DJPPR), mengatakan dalam konferensi pers SRBreakingnews bahwa tingkat suku bunga adalah 6,65%, “yaitu sekitar 35 basis poin lebih tinggi dari BI kecepatan”. Hotel Sultan, Jakarta, Senin (10/6/2024).

Deni mengatakan, pemerintah selalu menjaga tingkat keuntungan (margin) tersebut agar investor mendapat insentif untuk membeli retail saving bond (SBR). Jadi dengan landasan geser ini, jika BI rate turun maka kupon yang ditawarkan tidak turun, namun suku bunga dua tahun tetap 6,45% dan suku bunga empat tahun menjadi 6,65%.

Makanya disebut lantai mengambang, tapi minimalnya ada, kata Deni.

Deni mengatakan, alasan pemerintah terus memperbanyak penerbitan SBN atau SBR ritel adalah untuk memberikan peluang bagi investor ritel dibandingkan instrumen lainnya. Ini adalah kesempatan untuk menikmati keuntungan berinvestasi pada instrumen yang aman dengan imbal hasil yang relatif lebih tinggi dibandingkan sekadar menabung atau menyimpan uang.

Selain itu, selama ini banyak masyarakat yang menikmati sarana investasi yang didominasi oleh investor besar, seperti lembaga perbankan dan dana pensiun.

“SBN ritel ini ditujukan bagi investor ritel/individu dan masyarakat Indonesia karena dalam konteks ini Menteri Keuangan Sri Mulyani mempunyai visi bagaimana menjadikan SBN ritel ini sebagai alat pemerataan kekayaan nasional,” tegasnya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *