Mataram, prestasikaryamandiri.co.id – Kabar baik datang dari Nusa Tenggara Barat (NTB) karena NTB berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan menjadi 8,1 persen pada tahun 2023 dari 32,7 persen menjadi 24,6 persen.

Capaian luar biasa tersebut menjadikan NTB sebagai provinsi dengan kemajuan tertinggi dalam penurunan stunting di Indonesia.

Hal itu diungkapkan Plt Sekda NTB Ibnu Salim saat membuka Rakerda Daerah (Rakerda) Dewan Koordinasi Daerah Keluarga Berencana (BCFCB) NTB di Hotel Golden Palace Mataram.

“Ini merupakan prestasi yang patut dibanggakan. Rapat kerja daerah ini menjadi wadah bagi para stuntmen di seluruh kabupaten/kota untuk bersama-sama mengoptimalkan dan mengevaluasi upaya penurunan stunting,” ujarnya di lokasi, Selasa (28 Mei 2024).

Ibnu Salim menegaskan, arah utama pemeriksaan penyelenggaraan negara daerah Direktorat Utama Kementerian Dalam Negeri, selain pemilihan kepala daerah serentak, adalah kemiskinan ekstrem dan stunting.

“Kami berharap intervensi pemerintah kabupaten/kota melalui puskesmas, posyandu, tim lapangan, dan program ibu anak dapat dilaksanakan lebih intensif,” ujarnya.

Sementara itu, Pj Kepala Perwakilan BKKBN NTB, Dr. Samsul Anam, M.Phil., menjelaskan bahwa program pembangunan keluarga (Bangga Kencana) dan kependudukan ditujukan untuk kualitas kesehatan dan kesejahteraan keluarga.

“Capaian pembangunan keluarga di NTB antara lain penurunan angka kelahiran sebesar 2,34 persen, penurunan angka kelahiran remaja dari 42,6 persen menjadi 41,08 persen, dan sejumlah capaian terbaik lainnya dalam skala nasional,” kata Samsul.

Meski demikian, Samsul Anam mengakui masih banyak hal yang perlu diartikulasikan dalam strategi percepatan penurunan stunting, seperti rendahnya tingkat partisipasi KB (25 persen), tingginya kesenjangan KB (23,2 persen), dan masih tingginya kesenjangan KB (23,2 persen). sejumlah keluarga lainnya. Indikator pembangunan yang masih rendah.

“Kami berharap melalui ini, pemerintah daerah Rakerda dan mitra kerja dapat mengapresiasi hal-hal tersebut dan mendorong pencapaiannya,” ujarnya.

Workshop ini diikuti oleh 730 peserta daring dan 230 orang, termasuk tenaga kesehatan dan Satgas Stunting NTB.

Rakerda ini diharapkan dapat menyusun kebijakan dan program yang lebih tepat sasaran dan terukur untuk mencapai target nasional penurunan stunting sebesar 14 persen.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *