JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Inspektur Perhubungan Joko Setijowarno memperkirakan jumlah masyarakat yang beralih dari mobil pribadi ke angkutan umum sangat sedikit.
Dia mencontohkan, bus Transjakarta mampu melayani 88,2% warga Jakarta. Belum lagi, lokasi halte tersebut dekat dengan kawasan komersial atau pertokoan.
Artinya masyarakat kita sangat sulit untuk berubah, padahal 88,2%, di desa-desa pun Mikrotrans ada dan gratis, hanya 10% saja yang berubah, kata Joko.
Hal itu diungkapkannya saat diskusi Jakartafest bertajuk “Digitalisasi dan Integrasi Transportasi Jakarta: Nyaman, Cepat, dan Terjangkau” di Kota Casablanca, Jakarta pada Minggu (9/6/2024).
Menurut dia, selain layanan bus Transjakarta, Jakarta memiliki layanan MRT, LRT, dan kereta listrik dari daerah penyangga. Koneksi JR ke layanan bus Mikrotrans untuk melayani masyarakat di pemukiman.
“Dibandingkan kota-kota lain di dunia serupa karena pemberitaannya sangat bagus. Namun permasalahan terbesar yang dihadapi Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia saat ini adalah sepeda motor,” ujarnya.
Wakil Presiden Kelompok Pembangunan dan Pemberdayaan Daerah Asosiasi Transportasi Indonesia (MTI) ini mengatakan, kehadiran sepeda motor membuat Indonesia lamban dalam bepergian. Bahkan, pemerintah kerap menghidupkan kembali jalur pejalan kaki.
Saat ini kehadiran sepeda motor juga dipandang sebagai penunjang energi. Oleh karena itu, perlu adanya pemerintah pusat untuk mengatur sepeda motor karena subsidi BBM sebesar 150 triliun dan 84 persen sepeda motor.