Kediri, prestasikaryamandiri.co.id – Pengusaha kayu di Kediri, Jawa Timur saat ini menghadapi tantangan yang sangat besar dalam menjalankan usahanya. Seolah tak mau hidup atau mati, mereka terpaksa beradaptasi dengan kondisi keras tersebut seiring dengan menipisnya bahan baku kayu.

Di tahun Dalam dua tahun mulai 2022, lebih dari 50 persen pengusaha industri kayu di Kediri harus tutup karena akan dijual kayu sengon dan bahan baku lainnya. Informasi tersebut diungkapkan Ketua Forum Masyarakat Kayu (FMP) Jatim Fuad Abdullah.

Saat ini terdapat 34 pabrik pengerjaan kayu di Kediri. Menipisnya bahan baku kayu menyebabkan penutupan 20 pabrik kayu lapis dan hollow board serta PHK ribuan pekerja.

“50 persen lebih pabriknya berlokasi di Kediri. Tepatnya ada 20 pabrik yang tutup, dan yang diambil alih jumlahnya mencapai ribuan,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (Oktober). 5 Agustus 2024).

Menurut Fuad, sulitnya memiliki industri perkayuan di Jawa Timur ketika perusahaan pelat merah masuk ke industri tersebut, seperti Perum Perutani dan PT Perkebunan Nusantara 12. Padahal, itu adalah sumber bahan baku utama. Kayu milik pribadi untuk pabrik pengolahan skala kecil dan menengah berasal dari dua BUMN.

Mereka percaya bahwa pemerintah negara bagian akan segera terlibat dalam menyelesaikan masalah ini sehingga dampak dari kondisi sulit yang terjadi pada industri kayu tidak meluas. “Khusus di Negeri Kediri, kami berharap Gubernur Kediri, perusahaan daerah dan nasional dapat bekerjasama dengan industri perkayuan untuk menanam bahan baku kayu Sengon,” ujarnya.

Fouad mengatakan, selain bahan baku, berbagai permasalahan yang muncul seperti lesunya pasar, dan faktor eksternal seperti pajak dan tidak sahnya petugas polisi (APH) sangat menurunkan pendapatan industri perkayuan.

Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Manusia Kabupaten Kediri Ibnu Imad mengatakan, pihaknya harus memverifikasi kembali informasi puluhan pabrik penggergajian kayu yang disebut-sebut berhenti beroperasi, dan akibatnya P.H.H.

“Kami memerlukan waktu untuk memastikan apakah perusahaan tersebut benar-benar bangkrut ataukah situasi di dalam perusahaan sedang sulit,” tutupnya.  

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *