JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Wayan Sudiarta Soekarno (Bung Karno), anggota Komisi III DPR Divisi I PDIP, merayakan ulang tahun Putra Sang Tang ke-123. Wayan mengatakan Bang Karno Pancasila merupakan karya eksplorasi budaya yang akan mengubah cara pandang masyarakat yang tinggal di wilayah bekas jajahan, orang sakit jiwa, dan pedalaman Tanah Air. Menjadi masyarakat yang bebas dan mandiri.

“Sukarno menyerukan kepada para pemimpin negara untuk menerima dan memperjuangkan kemerdekaan tanpa ragu-ragu, meskipun ada beberapa kekurangan, tetapi bagi Sukarno, kemerdekaan politik adalah mata uang emas yang dapat kita gunakan untuk memperbaiki masyarakat kita,” kata Wayan dalam pernyataannya, Kamis. (6/6/2024).

Menurut Wayan, Pancasila yang dianggap Sukarno sebagai dasar negara, bukan hanya gerakan politik, tetapi juga gerakan kebudayaan, yang dihubungkan dengan pemikiran dan gagasan bangsa Indonesia. Jika dahulu masyarakat nusantara dipisahkan oleh batas agama, suku, dan budaya, setelah Pancasila menjadi dasar negara, ideologi, dan pandangan dunia, masyarakat Indonesia berubah menjadi saudara senegara dan menghargai keberagaman. Mereka milik satu sama lain.

“Pankasila adalah masyarakat Indonesia yang memahami makna Pancasila dan mengamalkan Pancasila sebagai kesadaran moral yang harus diwujudkan. Faktor penting dari kepribadian moral adalah adanya kesadaran moral yang diwujudkan dalam tindakan Pancasila sehari-hari,” jelas pengacara tersebut. Universitas Kristen Indonesia (UKI).

Oleh karena itu, kata Wayan, Pancasila juga harus dijadikan dasar negara dan pedoman hidup. Wayan mengatakan Pancasila harus diutamakan dalam sistem politik dan ketatanegaraan Indonesia. Artinya, demokrasi ini adalah demokrasi Pancasila atau demokrasi yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Oleh karena itu, dalam konteks ini sudah sepatutnya mengembalikan Pancasila sebagai pedoman negara di masa depan. Konstruksi ini pasti ada konsekuensinya. Pertama, seluruh peraturan dan kebijakan negara harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan masa depan. Dengan segala persoalan dan persoalan bangsa, pembangunan nasional bertumpu pada ideologi Pancasila, harus menentukan arah dan jalurnya,” ujarnya.

Kedua, Vayon mengatakan, sebagai strategi kebudayaan, kiblat dan asal usul budaya tidak boleh dibekukan dan dieksploitasi secara kasar, selama budaya bermanfaat dan menjadi sumber kreativitas dalam memperkaya identitas budaya bangsa. Artinya, Indonesia tidak hanya berhak mewarisi kebudayaan Indonesia, namun juga berhak mewarisi dan berkontribusi terhadap kebudayaan dunia.

Ketiga, Pancasila sebagai dasar negara hendaknya diimplementasikan dalam pengaturan kehidupan, khususnya dalam peraturan perundang-undangan. Sebagai nilai dan standar yang mengatur kehidupan berbangsa, Pancasila hendaknya memperkuat kapasitas bangsa dalam berbagai bidang, termasuk bidang ideologi. Untuk politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan,” kata Wayan.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *