Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Restuardy Daud, mengatakan perencanaan program kesehatan ibu dan keluarga berencana di daerah masih lemah dan secara umum belum menjadi prioritas. Hal ini antara lain disebabkan oleh terbatasnya pemahaman dan komitmen perwakilan daerah terhadap pentingnya kesehatan reproduksi.

Hal itu diungkapkan Restuardy mewakili Wakil Menteri Dalam Negeri saat meresmikan acara jembatan kepemimpinan terkait “Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Reproduksi Terpadu (PPT Kespro) untuk Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu” di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (6 /6). /2024). Perencanaan ini merupakan program kerjasama pemerintah dengan UNFPA Siklus-10 (2021-2025).

“Hal ini disebabkan masih terbatasnya pemahaman dan komitmen para pemimpin daerah mengenai pentingnya kesehatan reproduksi yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan sumber daya manusia di daerah,” kata Restuardy.

Selain itu, kata Restuardy, koordinasi lintas sektoral termasuk aktor pembangunan lainnya belum berjalan maksimal. Padahal, kata dia, perlu adanya kerja sama untuk mendukung program kesehatan reproduksi dan keluarga berencana di daerah.

Dengan kondisi tersebut, kata Restuardy, pemerintah menginisiasi pengembangan Model Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Reproduksi Terpadu atau PPT Kespro untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu (MMR). Hal ini terjadi melalui Program Kerja Sama Pemerintah RI-UNFPA siklus ke-10 (2021-2025).

Menurut Restuardy, PPT Kespro juga bermanfaat bagi kesehatan reproduksi yang berkualitas sebagai upaya menjaga keseimbangan pertumbuhan penduduk dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

“Mengingat pentingnya upaya replikasi Program PPT Kespro di daerah lain, maka kami memandang perlu untuk memperluasnya ke seluruh daerah, terutama di 545 daerah yang akan menyelenggarakan pemilihan gubernur daerah (pilkada) serentak di tingkat nasional dan akan dilaksanakan secara serentak. jangka waktu rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) yang berakhir pada tahun 2024,” jelas Restuardy.

Selain itu, Restuardy mengatakan RPJMN 2020-2024 memberikan arah bagi pembangunan sektor kesehatan. Arahan ini fokus pada lima hal, yaitu peningkatan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana, kesehatan reproduksi, percepatan peningkatan gizi masyarakat, peningkatan pengendalian penyakit, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Jerman) dan penguatan sistem kesehatan serta obat-obatan dan makanan. pengelolaan. . 

“PPT Kespro sebelumnya telah diuji coba di lima kabupaten percontohan yaitu Kabupaten Lombok Timur (NTB), Kabupaten Jember (Jawa Timur), Kabupaten Brebes (Jawa Tengah), Kabupaten Garut (Jawa Barat) dan Kabupaten Serang (Banten) serta memberikan pelatihan kepada daerah. pemerintah dalam proses koordinasi perencanaan dan penganggaran, serta penyelenggaraan program,” ujarnya.

Menurut Restuardy, PPT Kespro tidak hanya menyasar daerah untuk mengintegrasikan dokumen PPT Kespro ke dalam dokumen perencanaan daerah, namun juga fokus pada penguatan keterlibatan pemerintah provinsi dan peran Fakultas Kesehatan Masyarakat (FHM) di sekitarnya untuk membantu pengawasan PPT Kespro. .

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *