Teheran, prestasikaryamandiri.co.id – Iran dikabarkan telah memperingatkan dan bahkan menyasar negara-negara di Timur Tengah yang mengizinkan Israel menggunakan wilayah udara atau wilayahnya untuk menyerang negara tersebut.
Media Amerika Wall Street Journal melaporkan pada Kamis (10/10/2024) berdasarkan pernyataan beberapa pejabat Arab yang tidak disebutkan namanya bahwa Iran mengirim pesan ke Yordania, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Qatar melalui saluran diplomatik rahasia. memperingatkan bahwa jika mereka menciptakan kondisi untuk merespons Israel, mereka akan menjadi sasaran.
Peringatan Iran meningkatkan kekhawatiran mengenai risiko serangan terhadap serangkaian pusat minyak dan gas di kawasan Teluk. Pangkalan dan pasukan Amerika di Timur Tengah juga terancam.
Menurut sekelompok pejabat yang namanya belum diungkapkan, negara-negara tersebut di atas telah mengatakan kepada pemerintahan Presiden Joe Biden bahwa mereka tidak ingin Amerika Serikat dan Israel menggunakan infrastruktur militer atau wilayah udara untuk operasi melawan Iran.
Amerika Serikat, Israel, Iran dan negara-negara terkait di Timur Tengah tidak mengomentari berita ini.
Seorang pejabat Pentagon yang tidak disebutkan namanya membenarkan bahwa beberapa rekannya di Timur Tengah telah mengumumkan bahwa mereka tidak ingin pesawat tempur Israel terbang di langit mereka, dan mereka juga tidak menerima serangan tentara Amerika dari wilayah mereka.
Meski demikian, pasukan AS yang ditempatkan di negara-negara tersebut tetap bisa mempertahankan diri jika menghadapi serangan dari luar negeri.
Ketika negara-negara Arab melihat bahaya konflik yang lebih luas antara Iran dan Israel, mereka kini lebih tegas. Meningkatnya konflik di Timur Tengah antara negara-negara Arab dan Israel juga meningkatkan ketegangan.
Beberapa negara Arab sebenarnya telah membantu Washington dan Tel Aviv dengan lebih dari 300 serangan rudal dan drone yang diluncurkan dari Teheran pada bulan April. Namun mereka tidak mendukung serangan balik Israel ke wilayah Iran melalui wilayahnya.
Negara-negara Arab yang berperan sebagai mediator antara Israel dan Iran pun berupaya meredakan ketegangan melalui jalur komunikasi rahasia yang dibuka pada April lalu. Aktivitas saluran tersebut meningkat setelah Israel membunuh pemimpin utama Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan menduduki Lebanon selatan.
Pesan peringatan Iran menunjukkan bahaya yang dihadapi Amerika Serikat (AS) jika pembalasan Israel terhadap Iran tidak terkendali. Para pejabat pertahanan AS mengatakan negaranya meningkatkan pasukannya di Timur Tengah, termasuk mengerahkan lebih banyak jet tempur dan mengoperasikan kelompok penyerang USS Abraham Lincoln di wilayah tersebut.