Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Lemahnya Indeks Inflasi Gabungan (IHSG) sudah menjadi rahasia umum. Investor dan pelaku pasar akan melihat penurunan ini sebagai respons terhadap antisipasi pasar terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve akibat program komersialisasi penuh (FCA) yang dilaksanakan Bursa Efek Indonesia (BEI). Meski demikian, minat perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) belum berkurang.

BEI diketahui punya target ambisius untuk menjangkau 1.000 emiten tercatat pada akhir tahun 2024. Lantas, apakah penurunan IHSG akan memengaruhi kemauan perusahaan untuk mencatatkan sahamnya di BEI?

CEO KGI Securitas Indonesia Antoni Cristanto mengaku memperkirakan akan lebih banyak perusahaan yang listing pada tahun 2024. KGI Sekuritas Indonesia akan menghadirkan tiga perusahaan lagi ke platform ini. Salah satunya adalah perusahaan yang terdaftar di BEI dan telah diidentifikasi sebagai salah satu eksportir terbesar di India.

“Proses IPO itu bukan proses yang singkat. Total persiapannya sekitar sembilan bulan, enam bulan, dan tiga bulan. Jadi dari segi impact, masih banyak yang heboh dengan IPO. Saya kira BATR adalah 2 triliun langganan kemarin,” ujarnya.

Dia mengatakan, minat perseroan untuk IPO masih tinggi, namun ancaman dari The Fed sudah dekat.

“Saya melihat masih banyak peminat IPO. Namun ancaman dari The Federal Reserve berdampak serius pada banyak saham, tidak hanya di Indonesia tapi juga di kawasan,” kata Antoni.

Dia mengatakan fokus pelaku pasar dan perusahaan akan tertuju pada sikap Federal Reserve dalam menurunkan suku bunga. Saat ini, konsensus pasar adalah bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada bulan September tahun ini.

“Saya melihat pasar akan mengalami aksi jual. Saya pikir The Fed kemarin sangat dovish, dan suku bunga akan turun, bukan naik. Saya pikir risikonya saat ini adalah bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga, dan itu akan terus berlanjut dan pasar akan terbangun.”

Saat ini sudah ada 25 perusahaan yang terdaftar sejak awal tahun 2024. Dengan bertambahnya jumlah emiten, maka kapitalisasi pasar (market capitalization) pasar modal Indonesia diperkirakan akan meningkat. Lebih lanjut, BEI menargetkan bisa menjangkau tiga juta orang hingga akhir tahun ini. 

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *