JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Direktur Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMI) Adi S Lukman menekankan perlunya pemenuhan infrastruktur untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Adhi menjelaskan, sagu merupakan komoditas potensial bagi jutaan hektar lahan. Sayangnya, pemerintah belum memaksimalkan infrastruktur pendukung pemanfaatan sagu sebagai bahan pangan nasional dengan lebih baik.

“Semua aspek perlu dipertimbangkan, termasuk infrastruktur air dan migrasi. “Arahnya harus jelas, target pertumbuhannya apa, semua itu harus dipetakan dengan baik,” tegas Adhi dalam acara “Investor Market Today” IDTV di Jakarta, Rabu (21/08/2024).

Menurut Adhi, ketergantungan terhadap impor pangan dapat dikurangi jika infrastruktur pendukungnya dapat disikapi dengan strategi dan perhitungan yang tepat. Anggaran yang biasanya digunakan untuk impor bisa dialihkan untuk meningkatkan produksi pangan nasional.

“Salah satu contohnya adalah singkong. Singkong sebenarnya mudah ditanam, namun kita harus mengimpor dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal ini disebabkan kurangnya fokus pada produksi dalam negeri,” kata Adhi.

Adhi juga meyakini komoditas dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti pangan, pakan, dan energi. Misalnya jagung atau singkong bisa dikondensasi menjadi makanan, sedangkan minyak sawit bisa dijadikan energi.

Pemetaan komoditas juga diperlukan, seperti penentuan komoditas dengan produktivitas tinggi, luas tanam, pemantauan, dan subsidi pupuk. Adhi khawatir jika pemerintah tidak melakukan pemetaan yang lebih baik, akan timbul persaingan pangan tidak sehat yang berdampak pada harga barang.

“Jangan biarkan persaingan tidak sehat di pasar. “Misalnya produksi padi-padian bersaing dengan pangan dan pakan, maka berdampak pada harga dan pasar secara keseluruhan,” kata Adhi.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *