Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dalam UU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, anggaran subsidi dan kompensasi ditetapkan sebesar Rp525 miliar.
Subsidi dan kompensasi tahun 2025 mencapai Rp 525 miliar, kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN 2025, Jumat (16 Agustus 2024) di Jakarta, dilansir Investor Daily.
Anggaran tersebut diberikan melalui dua jalur, yakni subsidi energi dan subsidi kompensasi dan nonenergi.
Dukungan dan kompensasi energi disiapkan sebesar Rp394,3 miliar, lebih tinggi 17,8℅ dibandingkan tahun 2024 sebesar Rp334,8 miliar.
Jumlah tersebut diberikan untuk melanjutkan subsidi elpiji 3 kilo, solar dan botol minyak tanah, guna memastikan ketepatan tujuan program.
Subsidi energi juga digunakan untuk menyediakan listrik bagi rumah tangga miskin dan rentan serta mendukung transisi energi yang efisien dan adil.
Sedangkan subsidi nonenergi dialokasikan sebesar Rp131,3 miliar, lebih besar 35,5℅ dari batas tahun ini yang sebesar Rp96,9 miliar.
Anggaran tersebut terutama difokuskan pada ketahanan pangan, yang memerlukan subsidi pupuk.
“Karena pupuk bersubsidi sudah kita salurkan sebanyak 9 juta ton. “Ini naik 6-7 juta ton,” jelas Sri Mulyani.
Subsidi nonenergi juga disiapkan untuk membantu masyarakat memperoleh perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah (MBR). Sebelumnya pemerintah menargetkan percepatan satu juta rumah yang diperuntukkan bagi MBR.
“Tahun depan, pemerintahan presiden terpilih bisa menetapkan target baru,” tambah Menkeu.
Selain itu, subsidi nonenergi disalurkan untuk memberikan kredit usaha sederhana (KUR) kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM), petani, dan nelayan. Sebagai dukungan terhadap dunia usaha, mereka juga mendukung insentif perpajakan pemerintah (DTP).
Jelasnya, defisit APBN 2025 sebesar 2,53℅ atau Rp616,2 triliun. Pendapatan pemerintah ditargetkan sebesar Rp2.996,9 triliun, sedangkan belanja negara ditargetkan sebesar Rp3.613,1 triliun.