JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Rektor Universitas Islam Nasional (UIN) Jakarta Asep Saepuddin Jahar angkat bicara soal kontroversi Uang Kuliah Terpadu (UKT) yang dilontarkan sejumlah kampus. Dia mengatakan salah satu penyebab mahalnya UKT adalah kurangnya subsidi negara.

Asep mengatakan, pemerintah memahami adanya kendala pendanaan. Pasalnya, selain pendidikan, pemerintah juga harus mengalokasikan anggaran besar pada sektor lain seperti ekonomi, infrastruktur, dan pertahanan. Ia kemudian memberi semangat kepada pihak-pihak yang mampu membantu dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan tinggi.

“Kalau kita lihat juga pendidikan di Indonesia, apakah berkembang? untuk pembangunan,” kata Asep kepada prestasikaryamandiri.co.id, Selasa (14/5/2024).

Asep menegaskan, partisipasi masyarakat dapat menjadi kunci penting bagi pengembangan pendidikan tinggi. Selain itu, tidak semua universitas negeri menerima dana abadi dari pemerintah.

Dia menjelaskan, dana amal tersebut hanya menyasar Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) dan bukan perguruan tinggi yang berstatus PTN Satuan Kerja Kementerian (Satker) atau PTN Lembaga Layanan Umum (BLU). Asep mengatakan, untuk saat ini UIN Jakarta masih berstatus BLU.

“Itu harusnya ke depan, dan harus ada sumbangan dari masyarakat, dari orang-orang kaya dan sebagainya – dalam bahasa kita, organisasi keagamaan dan kemasyarakatan. Itu yang harus kita berikan ke depan,” ujarnya.

Meski demikian, Asep tetap berharap pemerintah tidak menutup mata terhadap kontroversi mahalnya UKT. Ke depan, ia berharap pemerintah meningkatkan pendanaan untuk kampus.

Kedua, negara harus meningkatkan anggaran pendidikannya, terutama pendidikan tinggi yang harus difokuskan, karena hampir tidak ada pendidikan tinggi kita yang mampu bersaing di tingkat Asia, atau bahkan dunia. Kita mempunyai tanggung jawab untuk memperhatikan hal ini. .” , “A Sepp menambahkan.

“Sekarang pertanyaannya, dana penelitian yang kita butuhkan itu dari mana? Tentu saja mengorbankan dana UKT untuk kolaborasi saja mungkin tidak cukup. Kalau kita berkolaborasi dengan industri luar, kita perlu memperkuatnya. Jadi, bukan itu.” Hanya BT saja,” katanya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *