Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Dunia maya dihebohkan dengan seorang polisi wanita (polwan) yang membakar suaminya yang juga seorang polisi di Mojokerto pada Minggu (06/09/2024).

Motif pelaku berinisial FN adalah membakar suaminya, Brigjen Rian Dwi Wikaxono (RDW), karena kesal karena istrinya selalu menggunakan uangnya untuk berjudi online. Banyak netizen yang menduga FN mengidap baby blues apalagi ia baru saja melahirkan anak kembar berusia empat bulan.

Sindrom baby blues sering kali muncul setelah melahirkan dan dapat menyebabkan kecemasan, kesedihan, dan depresi yang parah pada ibu baru. Dalam kasus ini, tekanan emosional dan mental yang dialami FN diduga meningkat hingga berujung pada aksi kekerasan yang mematikan. Kasus ini menyoroti pentingnya perhatian dan dukungan terhadap kesehatan mental ibu pasca melahirkan.

Jika tidak ditangani dengan baik, baby blues dapat berubah menjadi depresi pasca melahirkan, yang memerlukan intervensi medis serius dan dukungan psikologis. Kasus FN ini menjadi pengingat bagi masyarakat dan keluarga untuk lebih peka dan tanggap terhadap kondisi emosi ibu baru untuk mencegah tragedi serupa di kemudian hari.

Baby blues mempengaruhi 50% hingga 75% ibu setelah melahirkan. Gejalanya antara lain sering menangis tanpa alasan yang jelas, perasaan sedih dan cemas. Kondisi ini biasanya dimulai pada minggu pertama (satu hingga empat hari) setelah melahirkan dan, meskipun tidak menyenangkan, biasanya hilang dalam waktu dua minggu tanpa pengobatan. Hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah mencari dukungan dan meminta bantuan teman, keluarga, atau pasangan Anda.

Namun, ada penyebab lain dari baby blues yang perlu diwaspadai keluarga agar keluarga dapat mencegahnya sejak dini, seperti dilansir dari Cleveland Clinic, Kamis (13/6/2024).

1. Perubahan hormonal. Fluktuasi hormon estrogen dan progesteron setelah melahirkan dapat mempengaruhi suasana hati dan emosi ibu. Ibu dengan riwayat depresi pribadi atau keluarga, depresi pascapersalinan, atau gangguan disforik pramenstruasi (PMDD) berisiko lebih tinggi mengalami kebosanan pada bayi.

2. Terbatasnya dukungan sosial Kurangnya dukungan dari pasangan, keluarga atau teman dapat membuat ibu merasa terisolasi dan sendirian. Hal ini dapat meningkatkan perasaan sedih dan cemas.

3. Konflik dalam pernikahan atau hubungan, atau konflik dengan pasangan mengenai pengasuhan anak, dapat menimbulkan stres dan kebosanan pada anak.

4. Perasaan campur aduk antara kegembiraan dan kecemasan terhadap kehamilan, termasuk perubahan hidup, tanggung jawab baru, kekhawatiran finansial, perubahan kepribadian, serta pertimbangan sosial dan budaya, dapat menyebabkan stres. Ini adalah pengalaman sulit yang membutuhkan dukungan dan ruang untuk memproses perasaan dan mengatasi stres yang mungkin timbul.

5. Kesulitan Menyusui Kesulitan menyusui dapat membuat ibu merasa frustasi dan tidak mampu memberikan yang terbaik kepada bayinya.

6. Di bawah 20 tahun atau seorang ibu tunggal Di usia muda atau sebagai orang tua tunggal, seringkali Anda belum siap secara emosional atau finansial untuk mengatasi kesulitan dalam membesarkan anak. Banyak remaja mungkin tidak memiliki cukup pengalaman atau dukungan untuk menghadapi perubahan besar setelah lahir, sementara orang tua tunggal mungkin merasa terbebani oleh tanggung jawab merawat anak tanpa dukungan sosial yang memadai.

7. Kelahiran anak berkebutuhan khusus atau anak yang sering menangis. Merawat bayi berkebutuhan khusus, seperti bayi yang lahir prematur atau memiliki gangguan kesehatan yang memerlukan perawatan khusus, memerlukan perhatian dan tenaga yang lebih. Hal ini dapat meningkatkan stres emosional ibu.

Bayi yang menangis berlebihan juga dapat menyebabkan orang tua merasa tidak efektif dalam merawat dan menghibur bayinya sehingga menimbulkan perasaan frustasi dan stres yang memperburuk gejala kebosanan pada bayi. Seiring dengan perubahan hormonal pasca melahirkan dan penyesuaian peran orang tua baru, kondisi ini dapat meningkatkan risiko kebosanan pada masa kanak-kanak.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *