Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Hingga 65% pengguna kendaraan listrik masih mengkhawatirkan sisa daya baterai saat berkendara. Hal tersebut terungkap dalam riset Populix bertajuk “Dinamika Kendaraan Listrik: Mengungkap Perspektif Konsumen dan Wawasan Pasar.”

Pemaparan ini mengungkapkan sejumlah kekhawatiran lain, seperti masalah kapasitas jarak tempuh yang terbatas sebesar 61% dan bengkel yang tidak menerima perbaikan kendaraan listrik sebesar 49%.

CEO sekaligus co-founder Populix, Timothy Astandu menjelaskan seiring berkembangnya pasar kendaraan listrik di Indonesia, kerja sama antara regulator dan produsen kendaraan listrik menjadi semakin penting untuk mengatasi tantangan mendasar.

“Memahami tantangan dan preferensi konsumen, sinergi ini penting untuk mendorong adopsi EV lebih luas, serta meningkatkan pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia,” jelas Timothy dilansir Antara, Minggu (06/09/2024). .

Ia memperkirakan Indonesia mempunyai potensi yang sangat baik dengan jumlah penduduk yang besar dan kebutuhan transportasi yang tinggi. Hal ini kini telah menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam adopsi kendaraan listrik dalam beberapa tahun terakhir.

Hasil survei Populix juga menunjukkan tren homecharging paling banyak digunakan oleh pengguna kendaraan listrik di Indonesia. Hasil survei menunjukkan bahwa 59% pengguna sering melakukan hal ini, sementara hanya 15% yang menggunakannya untuk mengunggah ke SPKLU.

Saat ini belanja otomotif pada segmen kendaraan listrik masih cenderung tinggi karena berbagai insentif dan potongan harga yang dikeluarkan pemerintah dan produsen.

Dalam pemaparan risetnya, promosi yang paling dihargai konsumen antara lain diskon khusus dari produsen, seperti penurunan harga atau cashback hingga 65%.

Garansi baterai atau unit juga memiliki nilai yang sama yaitu 65%, subsidi pemerintah dalam bentuk rabat atau insentif langsung dipilih sebesar 57% dan penawaran paket khusus pada periode tertentu sebesar 43%, kata wakil presiden Populix. mencari. Indah. Tanip di tempat yang sama.

Sementara itu, dalam hal permintaan kendaraan listrik, 89% calon pelanggan kendaraan listrik masih mendapatkan pasokan melalui platform digital dan aset BTL menunjukkan 80%.

Lima sumber media sosial dan saluran online yang paling banyak digunakan meliputi iklan YouTube sebesar 39%, media sosial merek resmi sebesar 38%, situs web merek resmi sebesar 35%, iklan Instagram sebesar 22%, dan komentar forum di internet sebesar 20%.

Sedangkan untuk kategori BTL (below the line), 53% responden menyebutkan rekomendasi teman dan keluarga sebagai sumber informasi terpercaya, disusul pameran mobil di pusat perbelanjaan sebesar 41%, dan event mobil seperti GIIAS atau IIMS sebesar 27%. .

Kegiatan penelitian ini melibatkan orang-orang dari berbagai profil yang pernah menggunakan kendaraan listrik. Dalam survei ini, Populix menjelaskan bahwa 41% laki-laki terlibat dan 59% perempuan.

Sampel yang diperoleh dari penelitian ini sebagian besar dilakukan di kota-kota besar seperti Jabodetabek 44%, Makassar 23%, Bandung 13%, Surabaya 11% dan Medan 9%.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *