Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Gula darah tinggi atau disebut juga hiperglikemia adalah kondisi ketika kadar gula darah lebih tinggi dari biasanya. Dalam jangka panjang, hiperglikemia dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi penderita diabetes.

Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai faktor penyebab gula darah tinggi, seperti dikutip dari Very Well Health pada Kamis (6/6/2024).

1. Pilihan Makanan Apa yang Anda makan berperan penting dalam mengatur kadar gula darah Anda. Mengonsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat dapat meningkatkan gula darah Anda. Anda bisa menjalani pola makan seimbang yang berfokus pada mengonsumsi makanan kaya protein, lemak, dan serat. Langkah-langkah ini membantu mengontrol kadar gula darah Anda.

2. Kurangnya Aktivitas Fisik Aktivitas fisik merupakan cara yang penting dan efektif untuk mengelola kadar gula darah. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penurunan sensitivitas insulin, yang berarti tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif untuk mengatur kadar gula darah. Aktivitas fisik membantu otot menggunakan glukosa sebagai energi, sehingga menurunkan kadar gula darah.

3. Obesitas: Kelebihan lemak, terutama di perut, membuat sel-sel tubuh kurang responsif terhadap insulin, yang menjaga glukosa tetap dalam darah. Peradangan kronis yang disebabkan oleh obesitas memperburuk resistensi insulin.

Selain itu, perlemakan hati mengganggu regulasi glukosa dan pada akhirnya mengurangi produksi insulin oleh sel beta pankreas. Mengelola obesitas melalui pola makan sehat, olahraga, penurunan berat badan, dan manajemen stres sangat penting untuk mengendalikan kadar gula darah dan mencegah masalah kesehatan yang serius.

4. Penggunaan obat-obatan tertentu Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kadar gula darah dan menyebabkan hiperglikemia sebagai efek sampingnya. Obat-obatan seperti kortikosteroid, beta-blocker, diuretik thiazide, statin, dan antipsikotik diketahui dapat meningkatkan kadar gula darah.

Misalnya saja kortikosteroid yang dapat menyebabkan resistensi insulin dan meningkatkan produksi glukosa oleh hati. Oleh karena itu, penting untuk memantau kadar gula darah saat menggunakan obat tersebut dan berkonsultasi dengan dokter untuk menghindari kemungkinan efek samping.

5. Stres Dalam kondisi stres kronis, kadar kortisol yang tinggi secara terus-menerus dapat menyebabkan peningkatan resistensi insulin, dimana sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin. Akibatnya, terdapat sejumlah besar glukosa dalam darah. Anda dapat mengelola stres melalui teknik relaksasi, olahraga, dan tidur yang cukup penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah komplikasi terkait diabetes.

6. Kualitas Tidur: Kualitas tidur yang buruk mempengaruhi kadar gula darah dan risiko diabetes. Kurang tidur atau gangguan tidur dapat mengganggu metabolisme glukosa dan menyebabkan resistensi insulin, sehingga tubuh Anda kurang mampu menggunakan insulin untuk menurunkan kadar gula darah.

Kualitas tidur yang buruk juga meningkatkan hormon stres seperti kortisol, yang berkontribusi terhadap peningkatan kadar gula darah. Oleh karena itu, memastikan tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk menjaga kestabilan kadar gula darah dan mencegah masalah kesehatan yang berhubungan dengan hiperglikemia.

7. Faktor Keturunan Faktor keturunan berperan besar terhadap risiko seseorang terkena diabetes dan hiperglikemia. Riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2 meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini karena varian genetik tertentu memengaruhi kerja insulin dan metabolisme glukosa.

Memahami faktor biologis ini penting untuk mencegah dan mengelola gula darah tinggi. Dengan menjaga gaya hidup sehat, seperti pola makan seimbang, olahraga teratur, dan manajemen stres, Anda dapat mengontrol kadar gula darah dan mengurangi risiko terjadinya masalah kesehatan yang serius.

8. Penyakit Pankreas Pankreas merupakan organ penting yang berperan penting dalam mengatur kadar gula darah. Pankreas menghasilkan hormon insulin, yang digunakan untuk mengangkut glukosa dari darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Ketika pankreas rusak, produksi insulin terganggu atau terhenti sehingga mengakibatkan peningkatan glukosa darah.

9. Usia juga menjadi faktor yang dapat meningkatkan risiko gula darah tinggi. Seiring bertambahnya usia, tubuh manusia mengalami berbagai perubahan, termasuk penurunan sensitivitas insulin.

Insulin adalah hormon yang membantu memindahkan glukosa dari darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Ketika sensitivitas insulin berkurang, glukosa menumpuk di dalam darah dan meningkatkan risiko hiperglikemia.

10. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) PCOS adalah kelainan hormonal pada wanita yang ditandai dengan adanya kista di ovarium dan siklus menstruasi yang tidak teratur. Pada wanita penderita PCOS, terjadi ketidakseimbangan hormon, terutama androgen dan insulin.

Terlalu banyak androgen dapat menyebabkan resistensi insulin, dimana sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin. Hal ini menyebabkan pembentukan glukosa dalam darah, yang meningkatkan kadar gula darah.

Wanita penderita PCOS diharapkan mewaspadai risiko gula darah tinggi dan melakukan tindakan pencegahan seperti menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, dan mengontrol berat badan.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *