Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Haid yang tidak teratur merupakan hal yang biasa terjadi. Namun, perubahan besar pada siklus menstruasi seseorang dapat mengindikasikan sejumlah kondisi kesehatan. Ada kemungkinan menstruasi yang tidak teratur disebabkan oleh stres, stres, dan lainnya.
Seseorang mengalami menstruasi tidak teratur jika siklusnya lebih dari 38 hari atau jika durasi setiap siklus bervariasi melebihi 7-9 hari.
Dilansir Medical News hari ini Jumat (17/5/2024) Berikut 10 penyebab haid tidak teratur.
KB hormonal KB hormonal bekerja dengan cara menghambat ovulasi yang berarti seseorang tidak memiliki siklus menstruasi yang normal. Namun, orang yang menggunakan pil KB, susuk, dan susuk yang disebut IUD masih bisa mengalami pendarahan vagina.
Pendarahan ini bisa terjadi sebulan sekali, seperti halnya menstruasi pada umumnya. Beberapa orang mengalami pendarahan tidak teratur, pendarahan ringan, atau pendarahan lebih berat setelah mulai menggunakan alat kontrasepsi. Bagi yang lain, pendarahan tidak terjadi sama sekali.
Pendarahan tidak teratur akibat KB biasanya tidak berbahaya, namun bila ada yang merasa tidak nyaman atau ingin mencoba cara lain, konsultasikan ke dokter.
Tahap awal menopause Tahap pertama menopause, juga dikenal sebagai perimenopause, dimulai 4-8 tahun sebelum menopause. Biasanya terjadi ketika seseorang berusia 40 tahun. Selama menopause, siklus menstruasi bisa lebih panjang atau lebih pendek pada waktu yang berbeda. Pada akhirnya, menstruasi akan lebih jarang terjadi dan berhenti saat menopause.
Tanda-tanda lain yang mungkin terjadi selama menopause antara lain hot flashes, keringat malam, perubahan suasana hati, sulit tidur, dan kekeringan pada vagina.
3. Stres Siklus menstruasi yang tidak teratur dipengaruhi oleh tingkat stres yang tinggi. Pada tahun 2021, para ilmuwan mengkonfirmasi hal tersebut dengan mempelajari kembali informasi siklus menstruasi selama epidemi Covid-19. 54% dari 210 peserta melaporkan perubahan siklus menstruasi mereka pada awal bulan epidemi. Orang dengan tingkat stres yang tinggi cenderung mengalami menstruasi yang lebih lama dan lebih berat.
Saat seseorang stres, tubuh melepaskan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol. Hal ini dapat berinteraksi dengan hormon seks yang mengontrol menstruasi.
4. Sindrom ovarium polikistik (PCOS) Tanda paling umum dari menstruasi tidak teratur mungkin adalah gejala sindrom ovarium polikistik (PCOS), yang terjadi ketika tumor tumbuh di ovarium. Orang dengan kondisi ini seringkali memiliki kadar androgen yang tinggi. Hal ini dapat menghentikan ovulasi, yang menyebabkan menstruasi tidak teratur.
Pria dengan PCOS mungkin tidak menstruasi dan mengalami pendarahan hebat selama menstruasi. Gejala lainnya termasuk pertumbuhan rambut berlebihan di tubuh, jerawat dan kulit berminyak, penambahan berat badan, rambut rontok parah, dan resistensi insulin.
5. Kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berbentuk kupu-kupu di leher yang menghasilkan hormon tiroid. Hormon ini mempengaruhi siklus menstruasi. Hipotiroidisme adalah suatu kondisi yang disebut hipotiroidisme, suatu kondisi di mana kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon. Hal ini dapat menyebabkan menstruasi yang lama dan berat. Gejala lainnya termasuk kelelahan, menggigil, dan penambahan berat badan.
Pada saat yang sama, kelenjar tiroid yang terlalu aktif dapat menyebabkan siklus menstruasi menjadi lebih pendek dan ringan. Orang dengan kondisi ini juga dapat mengalami penurunan berat badan, kecemasan, dan jantung berdebar-debar tanpa sebab yang jelas.
6. Kehilangan yang terlalu banyak atau terlalu cepat dapat menyebabkan haid tidak teratur atau bahkan terhenti. Hal ini terjadi ketika bagian otak berhenti melepaskan hormon yang mempengaruhi siklus menstruasi. Istilah medisnya adalah amenore hipotalamus dan menyebabkan kekurangan estrogen.
Orang yang kekurangan berat badan mungkin mengalami efek samping seperti kulit kering atau rambut menipis, kelelahan, kesulitan konsentrasi.
7. Kanker Serviks Kanker serviks dan rahim dapat menyebabkan pendarahan abnormal dari rahim dan mirip dengan menstruasi. Seseorang mungkin juga mengalami pendarahan di antara menstruasi atau setelah berhubungan seks.
Jenis kanker ini hanya menimbulkan sedikit gejala pada tahap awal. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi ke dokter bila terjadi pendarahan tidak normal di area vagina.
8. Fibroid Uterus Fibroid adalah pertumbuhan yang dapat berkembang di dinding rahim. Kebanyakan tumor tidak bersifat kanker. Ukurannya bisa bervariasi dari biji apel hingga jeruk bali.
Orang dengan tumor dapat mengalami menstruasi yang menyakitkan dan cukup parah hingga menyebabkan anemia. Gejala lainnya bisa berupa nyeri atau tekanan pada panggul, nyeri punggung bawah, nyeri kaki, dan nyeri saat berhubungan seks.
Endometriosis Endometriosis menyerang 1 dari 10 wanita usia subur. Kondisi ini menyebabkan jaringan yang biasanya meregangkan rahim keluar dari rahim. Hal ini dapat menimbulkan banyak rasa sakit, terutama saat menstruasi.
Gejala lainnya termasuk pendarahan menstruasi yang banyak, pendarahan hebat saat menstruasi, kram usus, dan nyeri saat atau setelah berhubungan seks.
10. Terlalu banyak berolahraga Terlalu banyak berolahraga juga dapat mengganggu hormon menstruasi. Hal ini bisa terjadi pada atlet wanita, penari, dan orang lain yang banyak berolahraga.
Jika olahraga berat dibarengi dengan diet ketat, seseorang bisa mengalami berbagai kondisi, antara lain pola makan tidak teratur, menstruasi tidak teratur, dan osteoporosis.