Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) merilis berita terkini pada Senin (5/8/2024) tentang Warga Negara Indonesia (WNI) yang tewas dalam kerusuhan di Yeshor, Bangladesh. Menurut Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI dan Lembaga Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, WNI yang tewas dalam kerusuhan yang dipicu DU tersebut berasal dari Semarang, Jawa Tengah.

“DU Semarang berusia 50 tahun. “Karena privasi keluarga, detail lebih lanjut tidak bisa dibagikan,” kata Judha kepada prestasikaryamandiri.co.id, Jakarta, Rabu (7/8/2024).

Jenazah DU masih di Bangladesh, ujarnya. Jenazah DU rencananya akan dimandikan, didoakan, dan dimasukkan ke dalam peti mati hari ini, Rabu (7/8/2024) waktu setempat.

“Di Bangladesh. Hari ini kita akan salat, mandi, salat, dan menunaikan ibadah haji,” kata Judah.

Seorang korban yang diprakarsai DU meninggal karena menghirup asap saat kebakaran terjadi di sebuah hotel di Jashore, Bangladesh pada Senin (5/8/2024), kata Kementerian Luar Negeri. Menurut Kementerian Luar Negeri, DU tiba di Bangladesh dalam kunjungan kerja pada 1 Agustus 2024.

“DU meninggal dunia karena menghirup asap karena hotel tempat almarhum menginap ikut terbakar saat terjadi kerusuhan,” demikian keterangannya, Selasa (6/8/2024).

Kementerian Luar Negeri telah menghubungi keluarga korban di Indonesia untuk menyampaikan belasungkawa dan memulangkan jenazah.

Kementerian Luar Negeri mengimbau WNI di Bangladesh untuk tetap waspada dan mengurangi aktivitas yang tidak penting di luar rumah, serta menghindari kerumunan besar dan area pameran. Mereka juga diimbau untuk tetap menjaga kontak dan mengikuti tindakan darurat yang diberlakukan KBRI Dhaka.

Sementara itu, bagi WNI yang hendak melakukan perjalanan ke Bangladesh diimbau untuk menunda perjalanan hingga situasi dan kondisi keamanan membaik. Bagi yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi KBRI Dhaka (+880-1-614-444-552) dan Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (+62-812-9007-0027).

Setidaknya 73 orang, termasuk 14 petugas polisi, tewas dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa di Dhaka dan kota-kota Bangladesh lainnya. Protes terhadap kebijakan kuota lapangan kerja pemerintah Bangladesh semakin meningkat sejak bentrokan pekan lalu di Universitas Dhaka.

Para pengunjuk rasa menuntut pencabutan kebijakan tahun 1971 yang memberikan 30 persen pekerjaan publik kepada anggota keluarga veteran perang.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *