Sitaro, prestasikaryamandiri.co.id – Satgas Gabungan Gunung Api Ruang berupaya mengatasi dampak letusan yang mencapai Level IV atau “Awas” sejak Rabu (17/04/2024). Pemprov Sulut bersama Pemerintah Kabupaten Sitaro mengevakuasi kawasan yang berjarak enam kilometer dari puncak gunung sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Evakuasi tidak hanya dilakukan di kawasan lindung sekitar perimeter, namun juga di beberapa tempat di luar Pulau Tagulandang, seperti Kota Manado, Kota Bitung, dan Minhasa Utara. Sarana evakuasi disediakan KRI Kakap 811 TNI Angkatan Laut, Basarnas bersama KM Bima Sena dan ASDP dengan perahu dan perahu motor milik warga.

Warga yang dievakuasi termasuk para migran, keluarga dari kota terdekat, dan kelompok rentan seperti ibu hamil, lansia, dan penyandang disabilitas. Segala tindakan evakuasi dilakukan demi keselamatan dan keamanan warga.

Untuk memenuhi kebutuhan pangan, tim Satgas Gabungan membuka dapur umum di beberapa lokasi pengungsian, seperti Desa Apangsala. Dapur komunitas ini dijalankan oleh Samay Seva bekerja sama dengan TNI. Selain itu, layanan dukungan psikososial juga diberikan kepada anak-anak pengungsi.

Sebuah pusat kesehatan telah didirikan di gedung Gereja Bethel Peninteng di Desa Lesa, di mana layanan medis dan masker didistribusikan secara rutin menyusul wabah yang sedang berlangsung.

TNI dan Polari bekerja sama membersihkan jalanan dari material vulkanik yang merusak 363 rumah dan dua gereja. Posko utama didirikan di Desa Apengsala, sekitar 15 km dari kaki Gunung Api Ruang, sebagai pusat komando koordinasi dan pelaporan.

Tim Satgas Gabungan terus mendistribusikan dukungan logistik dan peralatan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak dan pengungsi. Bantuan yang disalurkan antara lain beras 1,5 ton, mie instan 30 bungkus, sarden 100 kaleng, masker 50 buah, serta selimut, perlengkapan mandi, pembalut, tikar, kasur dan obat-obatan dari Makodam XIII/MDK, Korem dan instansi terkait lainnya. .

Selain itu, bantuan lainnya berupa tikar 123 buah, selimut 400 buah, terpal dua buah, masker 2.000 buah, gula pasir 10 kg, serta kopi dan teh dari Pemkab Shitaro. Dinas sosial setempat juga menyumbangkan perlengkapan darurat, masker, dan selimut.

Kemensos mengirimkan bantuan berupa 100 tenda lipat, 200 selimut, 20 kasur, 16 tempat tidur, 50 perlengkapan keluarga, 500 kg telur, 50 kg sarden, 50 kg bumbu dapur, dan 2000 botol kaca untuk air mineral. .

Di sisi lain, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan berupa 10 ribu lembar seng, lima set tenda pengungsi, 100 unit tenda keluarga, empat unit menara lampu dan genset, serta bantuan dan persiapan sebanyak 300 paket. Makanan, 300 bungkus perlengkapan kebersihan, 300 kasur dan selimut, 150 kasur lipat, 300 kotak masker, 50 kantong tidur, 10 toilet portabel dan 300 bungkus perlengkapan bertahan hidup pengungsi. BNPB juga mengalokasikan dana siap pakai (DSP) sebesar Rp350 juta untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak dan pengungsi, serta untuk mendukung operasional.

Dukungan logistik ini dikerahkan ke berbagai lokasi seperti Pangkalan Udara Sam Ratulangi serta pelabuhan Manado dan Bitung. Gudang logistik terletak di posko utama, di rumah warga dan di pelabuhan Minang.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *