Ambon, prestasikaryamandiri.co.id – Di tengah perayaan HUT RI ke-79, masih ada warga yang belum sepenuhnya merasakan manisnya kemerdekaan. Menurut warga Negeri Maraina, Kabupaten Seram Utara, Maluku Tengah, mereka menghadapi kendala serius dalam mengakses layanan kesehatan dasar.

Pada Minggu (18/8/2024), kondisi Thaddeus Ilele yang berusia 54 tahun semakin parah dan membutuhkan perawatan segera. Namun, kurangnya akses jalan yang memadai membuat evakuasi pasien tersebut menjadi masalah yang tidak terbayangkan.

Para dokter dan warga terpaksa menggendong Tadius dan berjalan selama tiga hari melewati pegunungan dan lembah untuk membawanya ke Puskesmas Seram Utara di Desa Wahai.

Betapa sulitnya jalur ini, kata petugas medis Hani Lilin yang sudah lama mengabdi di Negeri Moraina.

“Kami tidak punya pilihan selain mengambil Pak Tadi. Tidak ada jalan yang bisa dilalui mobil, jadi kami harus berjalan kaki,” kata Hani cemas.

Jalan menuju sanatorium tidaklah mudah. Selain melintasi lereng gunung yang terjal, sungai yang berarus deras juga harus diseberangi. Semua itu mereka lakukan dengan satu tujuan, yakni menyelamatkan nyawa seorang warga yang membutuhkan pertolongan medis.

Menteri Luar Negeri Maraina James Eyala mengatakan, sejak Indonesia merdeka 79 tahun lalu, masyarakat pegunungan tersebut belum pernah merasakan kemerdekaan dalam arti sebenarnya.

“Setiap kali ada yang sakit, kami harus menempuh jalan yang sama, berjalan berhari-hari untuk mendapatkan perawatan medis yang layak,” kata James.

Kondisi ini membuat mereka merasa belum sepenuhnya mandiri. Warga Pegunungan Manusela berharap pemerintah daerah dan pusat bisa lebih memperhatikan kondisi infrastruktur di wilayahnya.

“Kami berharap pemerintah memperhatikan akses kita terhadap jalan agar kita juga bisa merasakan kemandirian, baik dari segi infrastruktur maupun kesehatan,” tutup James.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *