Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Puluhan ribu warga Israel turun ke jalan pada Minggu malam (1/9/2024) setelah enam jenazah sandera ditemukan di Gaza, Palestina. Para pengunjuk rasa yang sedih dan marah menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyerukan gencatan senjata dengan Hamas untuk mengembalikan para sandera ke Israel.
Melansir AP, Senin (2/9/2024), aksi massa tersebut merupakan demonstrasi terbesar dalam 11 bulan perang tersebut dan mewakili kemarahan nasional warga Israel atas perang tersebut.
Di Tel Aviv, Yerusalem dan kota-kota lain, banyak pengunjuk rasa turun ke jalan sambil membawa bendera Israel. Dia menuduh Netanyahu dan pemerintahnya tidak berbuat cukup banyak untuk mencapai kesepakatan yang menjamin pembebasan sisa sandera yang ditahan oleh Hamas selama serangan 7 Oktober 2024.
Histadrut, serikat pekerja terbesar Israel, memberikan tekanan kepada pemerintah dengan menyerukan pemogokan umum pada Senin (02/09/2024), ketika serangan Hamas pada 7 Oktober memicu perang.
Pemogokan ini bertujuan untuk menutup atau mengganggu sektor-sektor utama perekonomian, termasuk perbankan, layanan kesehatan, dan bandara utama negara tersebut.
Negosiasi gencatan senjata telah berlangsung selama berbulan-bulan. Banyak yang menyalahkan Netanyahu karena gagal mencapai kesepakatan yang berdasarkan jajak pendapat menunjukkan dukungan mayoritas warga Israel.
Namun, Netanyahu juga mendapat dukungan signifikan atas strategi kemenangannya secara keseluruhan melawan Hamas, meski kesepakatan penyanderaan masih harus menunggu.
Ribuan orang berkumpul untuk memprotes dan beberapa diantaranya menangis di depan kantor Netanyahu di Yerusalem. Di Tel Aviv, keluarga sandera berbaris membawa peti mati sebagai simbol jumlah korban.
“Kami sangat yakin bahwa pemerintah mengambil keputusan ini demi kepentingan mereka sendiri dan bukan untuk melindungi para sandera. Jadi kami perlu mengatakan kepada mereka: Hentikan!” kata warga Tel Aviv, Shlomit Hakuhan.
Tiga dari enam sandera yang ditemukan tewas, termasuk seorang warga Israel-Amerika, akan dibebaskan pada bulan Juli dalam tahap pertama usulan gencatan senjata yang sedang dibahas. Hal ini menimbulkan kemarahan dan frustrasi di kalangan pengunjuk rasa.
“Tidak ada yang lebih buruk daripada mengetahui bahwa mereka bisa diselamatkan,” kata Dana Lotali, seorang warga Israel lainnya.
“Terkadang dibutuhkan sesuatu yang benar-benar mengerikan untuk mengguncang masyarakat dan turun ke jalan,” tambahnya.
Enam sandera tewas tak lama sebelum tentara Israel tiba, kata militer.
“Siapa pun yang membunuh para sandera tidak menginginkan kesepakatan,” kata Netanyahu, yang tampaknya menyalahkan Hamas atas kegagalan perundingan tersebut.