Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud mengajak semua pihak untuk bahu-membahu mewujudkan Indonesia menjadi negara yang kuat dan damai. Menurut Marsudi, penting bagi Indonesia untuk menjadi negara yang aman, nyaman, dan kuat, terutama di bidang perekonomian.

Kondisi ini akan memungkinkan Indonesia untuk membantu negara-negara lain yang masih menghadapi ketidakamanan dan kelemahan ekonomi, kata Marsudi saat menerima kunjungan Panglima TNI Jenderal Agus Subianto di Aula Buja Hamka, Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (14/6/). . 2024).

Marsudi juga mengucapkan terima kasih atas persatuan yang telah terjalin di Indonesia, antara pemerintah, TNI, Kiai, dan pimpinan organisasi masyarakat sosial keagamaan.

“Saya berharap kita semua dapat melindungi dan mendukung negara-negara yang membutuhkan, seperti Palestina.” “Menyatukan semua sisi pemikiran adalah salah satu kunci kekuatan dan perdamaian Indonesia,” imbuhnya.

Selain itu, Marsudi menegaskan, kekuatan Indonesia juga terletak pada kesatuan tokoh agama dalam bela negara.

“Kita patut mensyukuri keadaan Indonesia yang aman dan kuat. Saya melihat langsung betapa negara-negara yang berkonflik iri dengan keadaan Indonesia yang damai dan stabil,” jelasnya.

Kehadiran Panglima TNI Jenderal Agus Subianto serta Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Yusuf Kala dalam acara persahabatan tersebut diapresiasi Marsudi. Menurutnya, kehadiran orang-orang tersebut penting untuk bersinergi menjaga dan memperkuat Indonesia sebagai negara yang stabil dan damai.

Terima kasih atas kehadiran dan dukungan masyarakat ini untuk menjaga Indonesia. Kita harus menjadi contoh bagi negara-negara yang masih terdampak konflik, pungkas Marsudi.

Acara di kantor MUI tersebut dihadiri sejumlah pimpinan dan perwakilan organisasi Islam, serta tokoh penting MUI lainnya, seperti Ketua Bidang Fatwa Kementerian Dalam Negeri, Prof. Komisi Kerja Sama Internasional Bunjan Saptomo, Ketua MUI KPRK Kota Ma’ Rifa Ma’ruf Amin, Ketua Komisi Hukum dan Hak Asasi Manusia MUI, prof. Deding Ishak.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *