Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Pemerintah telah membatalkan utang sebesar Rp 266,3 triliun hingga 31 Juli 2024. Peningkatan tersebut mencapai 41,4% dari anggaran 2024 sebesar Rp 648,1 triliun. Nilai tersebut akan meningkat sebesar 36,6% pada periode yang sama tahun 2023.
“Tanpa target utang Rp648 triliun, yang diterima hanya Rp266,3 triliun. Kenaikannya sangat tinggi, karena tahun lalu kita serius memotong pembiayaan utang,” kata Menteri Keuangan Shri Mulani Indrawati. Kinerja dan Fakta APBN pada Selasa (13/13/13) di Aula Mezzanine Kantor Kementerian Keuangan. Ucapnya dalam jumpa pers edisi Agustus 2024.
Nilai utang tersebut terbagi atas Obligasi Negara (SBN) senilai Rp 253 triliun dan pinjaman senilai Rp 13,3 triliun. Perolehan penerbitan SBN meningkat sebesar 37,5% dibandingkan periode yang berakhir pada 31 Juli 2023. Hal ini tidak lepas dari situasi tahun 2023 yang saat itu pendapatan negara meningkat sehingga pemerintah mengurangi penerbitan SBN. Saat itu pendapatan pemerintah ditopang oleh harga komoditas.
“Sampai akhir Juli, total penerbitan SBN sebesar Rp 253 triliun, naik 38% dibandingkan tahun lalu, yang merupakan bagian dari countercycle. Harga komoditas tahun lalu turun ke titik terendah. “Jadi tindakan countercyclical bisa dilihat dari sini,” kata Mr. Silakan.
Penagihan utang meningkat sebesar 21,6% dari periode hingga 31 Juli 2023, yaitu sebesar Rp 11 triliun pada periode tersebut. Apalagi pendanaan yang belum disebutkan mencapai Rp 49,3 triliun. Pembiayaan utang dan non-utang tetap terkendali dengan menempuh kebijakan yang prudent, terukur, oportunistik, dan fleksibel. Total penerimaan subsidi anggaran sebesar Rp 217 triliun.
Jadi kalau kita lihat penerimaannya sampai dengan 31 Juli, totalnya sudah mencapai Rp 217 triliun atau 41,4% dari UU APBN, kata Pak. Silakan.
Per 31 Juli 2024, defisit APBN sebesar Rp93,4 triliun atau 0,41% PDB. Kemandirian keuangan APBN ditingkatkan melalui stabilisasi pasar dalam negeri dan penguatan sistem keuangan seperti koordinasi keuangan, keuangan, dan keuangan.
Pengelolaan defisit dan pengembangan pembiayaan yang kreatif dan inovatif untuk menjaga stabilitas keuangan.
Menkeu mengatakan pemerintah saat ini fokus mengendalikan defisit untuk memenuhi target pada akhir tahun 2024. Strategi pengeluaran diterapkan dengan baik dan pendapatan meningkat untuk memenuhi target.
“Kita masih perlu melatih sebagian belanjanya untuk bisa menjaga perilaku sesuai kondisi standing APBN yang tidak jauh dari titik awal,” tutupnya.