Purwokerto, prestasikaryamandiri.co.id – Aksi ratusan mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto di depan gedung rektorat universitas tersebut pada Jumat (26/4/2024) berlangsung panas dan penuh massa dan massa. Alasan demonstrasi adalah kenaikan biaya pendidikan (UKT).

Massa membanjiri area pastoran dengan plakat bertuliskan ‘Kepanikan Mahasiswa Baru’, ‘UKT Semakin Menahan’ dan ‘Kebijakan UKT yang Jahat Cacat’. Fadil Syahputra, salah satu pembicara demonstrasi, mengemukakan beberapa tuntutan yang dilontarkan saat demonstrasi.

“Kami menolak kenaikan UKT pada tahun 2024 dan menyerukan untuk kembali ke tarif sebelumnya. Kami juga menuntut aturan diskon UKT 50% diberlakukan kembali bagi mahasiswa tingkat akhir, menolak penyesuaian UKT per semester, dan menyerukan sosialisasi kebijakan universitas,” kata Fadil.

Demonstrasi tersebut dipicu oleh penyerangan terhadap satuan keamanan dalam negeri karena Rektor Unsoed Ahmad Sodik tidak hadir.

Setelah lebih dari satu jam melakukan demonstrasi, akhirnya para mahasiswa diterima oleh rektor. Dijelaskannya, pendanaan perguruan tinggi berasal dari banyak sumber, antara lain pemerintah, kemitraan, dan masyarakat melalui UKT.

Rektor menjelaskan, sistem pendanaan UKT di Unsoed masih mengacu pada aturan tahun 2012, namun harus dilakukan penyesuaian biaya sekolah seragam (BKT) berdasarkan surat dari kementerian.

Dijelaskannya, variabel penentu tiap daerah berbeda-beda, antara lain proses pelatihan, metode, dan akreditasi masing-masing program pelatihan.

Namun, sejumlah mahasiswa mengeluhkan ketidaksesuaian UKT dengan realitas ekonomi keluarganya. Salah satunya, Aisia, mahasiswa baru Fakultas Pertanian, mengungkapkan kekesalannya karena harus membayar UKT Tahun 4, padahal penghasilan orangtuanya hanya dari buruh dan pedagang.

“Saya belajar di sini karena murah. Saya ingin meringankan orang tua saya, tapi mereka malah menagih saya 8 juta dram,” jelasnya.

Rektor menjawab, besaran UKT akan ditinjau kembali untuk memastikan datanya akurat dan relevan dengan keadaan ekonomi mahasiswa.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *