Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Nigeria Utara; Terjadi kecelakaan tragis di kota kecil Majiya di Jigawa. Pada Rabu (16/10/2024) malam, sebuah mobil listrik terbalik di jalan raya. Penduduk desa yang mendengar tentang kecelakaan itu keluar dari mobil mereka, mengira mereka akan mengumpulkan sisa minyak yang tumpah dengan menggunakan gelas dan ember. Namun, saat masyarakat sedang berkumpul, terjadi ledakan yang sangat besar.
Tidak hanya orang tua, anak-anak juga menderita. Saat mobil tersebut meledak, ekspektasi warga terhadap penurunan keuntungan berubah menjadi bencana maut. Lebih dari 140 orang kehilangan nyawa. Kebanyakan dari mereka terbakar hingga tidak bisa dikenali lagi.
Ini bukan pertama kalinya tragedi serupa terjadi di Nigeria, negara berpenduduk lebih dari 200 juta orang. Karena tidak adanya distribusi kereta api yang memadai, truk tangki seringkali menjadi sumber utama transportasi bahan bakar.
Limbah minyak seringkali dipandang sebagai “berkah” yang bisa dijual demi keberlangsungan hidup masyarakat miskin, yang seringkali berada dalam kesulitan. Selain itu, setelah pemerintah menghentikan subsidi bahan bakar tahun lalu, harga bensin naik tiga kali lipat, sehingga menyulitkan masyarakat awam.
“Ketika mereka mengetahui bahayanya, mereka tidak mengambil minyak. Tapi karena kebutuhan hidup yang mendesak, orang-orang seperti mereka tidak ada hubungannya,” kata Dr. Aung Koko. Haruna Mairiga, kepala layanan darurat di Jigawa, dikutip oleh AP.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Darurat Nura Abdullahi mengatakan, sekitar 140 korban dimakamkan di kuburan massal. Mereka dimakamkan bersama keluarganya di tempat lain. Sebagian besar korban tewas terbakar di lokasi tersebut.
Kecelakaan tersebut telah memicu perdebatan lain mengenai buruknya penerapan undang-undang keselamatan di Nigeria. September lalu, 48 orang tewas ketika sebuah kapal tanker minyak bertabrakan dengan kendaraan lain di Nigeria tengah.
“Banyak truk yang tidak memenuhi standar internasional sehingga hilang dalam kecelakaan,” kata Timothy Iwuagwu, presiden Nigerian University of Security Professionals, seraya menambahkan bahwa lembaga penegak hukum sering kali gagal. Pertahanan masih lemah.
“Kegiatan untuk memberi informasi kepada masyarakat saja tidak cukup. “Banyak orang dengan sengaja mengabaikan langkah-langkah keamanan,” kata Iwuagwu.