JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Timnas Indonesia saat ini diperkirakan akan lebih menantang Bahrain dibandingkan tahun 2012 saat mengalahkan Garuda 10-0 dari negara Timur Tengah.
Timnas Indonesia akan menghadapi Bahrain National Stadium Riffa pada laga ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada Kamis (10/9/2024) pukul 23:00 WIB.
Bahrain telah memenangkan 3 dari 7 pertemuan antara kedua tim, dan Indonesia telah memenangkan 2 kali. Pertemuan terakhir mereka terjadi pada 29 Februari 2012, di babak kualifikasi Kejuaraan Dunia. Saat itu, Bahrain mengalahkan Indonesia dengan skor telak 10-0, salah satu kekalahan terburuk sepanjang sejarah sepak bola Indonesia.
Secara peringkat, Indonesia jauh di bawah Bahrain yang saat ini berada di peringkat 76. Sedangkan Indonesia masih berada di peringkat 129 ranking FIFA yang dirilis 19 September 2024.
Meskipun perbedaan level masih ada, namun perbedaan kualitasnya tidak terlalu parah. Secara khusus, performa Timnas Indonesia di babak kualifikasi Kejuaraan Dunia 2026 menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan.
Meski Indonesia finis di urutan terakhir Grup C pada putaran terakhir, namun hasil yang didapat cukup mengejutkan. Dengan bantuan pemain-pemain Indonesia yang punya pengalaman bermain di liga-liga top Eropa, ia berhasil menutup kesenjangan kualitas dengan tim-tim papan atas.
Indonesia mencetak 21 gol, sedangkan Bahrain mencetak 12 gol dan kebobolan 8 gol di kualifikasi Piala Dunia 2026. Keduanya telah memenangkan dua dari lima pertandingan terakhir mereka, meskipun Indonesia bernasib lebih baik, seperti halnya Bahrain, dengan hanya satu kekalahan.
Bahrain sudah dua kali berhasil meraih kemenangan, salah satunya adalah kemenangan kandang melawan Australia akibat kesalahan bek lawan. Mereka juga bermain imbang dengan Yaman dan Uni Emirat Arab sebelum kalah 5-0 dari Jepang pada 10 September.
Meski rekor keduanya sama, namun performa Indonesia nampaknya lebih kuat dan konsisten dipimpin pemain sekelas Jay Idez. Hasil yang dicatat dalam dua pertandingan pertama babak penyisihan grup menunjukkan hal tersebut.
Kini tantangan ada di tangan Shin Tae-yong untuk memikirkan bagaimana cara membentuk tim. Akankah dia tetap menggunakan formasi 5-4-1 dengan tiga bek tengah dan Rafael Struich sebagai striker tunggal, atau akankah ada perubahan gaya?
Pelatih kepala Bahrain Dragan Talajic menghadapi pertanyaan serupa. Akankah mereka terus menggunakan formasi 4-4-2 dengan Mehdi Abdul-Jabbar dan Kamil Al Aswad sebagai duo penyerang, atau akankah mereka beralih ke formasi 3-4-3 setelah menyingkirkan tim papan bawah Yaman? Indonesia.
Namun, salah besar jika Talajic meremehkan Indonesia dan membandingkan tim Guarda saat ini dengan tim yang dikalahkan 10-0 di Bahrain 12 tahun lalu.
Di sisi lain, tim besutan Talajic tidak hanya memiliki kiper tangguh Martin Pace, tapi juga barisan pertahanan tangguh yang dipimpin Jay Eads yang menghadapi pertahanan yang sangat sulit ditembus.
Dari 37 peluang yang diciptakan Arab Saudi dan Australia, 9 tepat sasaran dan hanya satu yang mencetak gol. Tentu saja kedua tim memiliki lini serang yang lebih berbahaya dan berpengalaman dibandingkan Bahrain.
Jadi wajar jika dikatakan bahwa Indonesia akan menjadi tantangan besar bagi Bahrain, malah sebaliknya.