JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Pembuat konten di Amerika Serikat (AS) mulai mengarahkan pengikutnya untuk mengikuti akunnya di platform lain seperti Instagram atau YouTube. Tindakan tersebut dilakukan setelah pengadilan banding federal memutuskan pada Sabtu (12/7/2024) bahwa TikTok akan dilarang jika TikTok tidak dijual ke perusahaan di negara tersebut sebelum 19 Januari 2025, seperti dilansir Reuters diputuskan dapat dilarang di Amerika Serikat.

TikTok telah menjadi salah satu jaringan media sosial terbesar di negara ini dengan 170 juta pengguna. Video pendek yang pendek dan kreatif semakin populer dengan perhatian pengiklan besar. Fitur TikTok Shop menjadi peluang bagi usaha kecil untuk menjual produknya.

Namun, kekhawatiran tentang peran perusahaan Tiongkok ByteDance di TikTok membuat Kongres AS meloloskan undang-undang yang mengharuskan ByteDance menjual TikTok di AS atau dilarang.

Keputusan pengadilan banding federal pada Jumat (12 Juni 2024) menguatkan hukum dan mengindikasikan bahwa ancaman pelarangan kini baru berumur enam minggu. Meski demikian, ByteDance masih memiliki opsi untuk mengajukan banding ke Mahkamah Agung.

Banyak pengguna dan operator telah menyatakan keprihatinannya terhadap platform ini. Chris Mowrey, seorang influencer dengan 470.000 pengikut, mengungkapkan keprihatinannya kepada Reuters.

“Itu pertama kalinya saya menyadari bahwa hal-hal yang saya ciptakan bisa hilang,” ujarnya. Hal ini juga menunjukkan dampak ekonomi yang signifikan terhadap usaha kecil dan produsen.

Chris Burkett, kreator lain dengan 1,3 juta pengikut di TikTok, mengaku pesimis dengan masa depan aplikasi tersebut di Amerika Serikat. Dalam unggahan video tersebut, ia meminta pengikutnya untuk mengikuti story lainnya di Instagram, YouTube, X, dan Threads. 

SnipingForDom, pembuat hiburan dengan 898.000 pengikut, memimpin pengikut di Instagram tetapi TikTok masih belum ditutup dalam waktu dekat.

Sementara beberapa pihak masih menunggu kejelasan. Konsultan TikTok Shop Sarah Jannetti mengatakan pelanggan tidak perlu khawatir dan akan tetap beraktivitas seperti biasa hingga mereka menerima informasi lebih detail. Namun kini banyak perusahaan bersiap menghadapi kemungkinan terburuk: TikTok dilarang di Amerika Serikat.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *