Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Xiaomi sepertinya harus “membakar” 252 juta dollar AS atau setara 3,9 triliun rupiah untuk memproduksi dan mendistribusikan mobil listrik barunya, Xiaomi SU7. Diberitakan Autoblog, Jumat (23/8/2024), Xiaomi melaporkan kerugian pada laporan keuangan kuartal II.

Dalam laporannya, ia menyebutkan, untuk setiap unit produksi mobil listrik Xiaomi SU7, harus dikorbankan biaya sebesar $9.200 atau sekitar Rp 142,3 juta. Artinya mobil tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan sejak pertama kali diproduksi. 

“Pada kuartal pertama, Xiaomi mengirimkan 27.307 unit Xiaomi SU7. Jumlah terbesar dikirimkan pada kuartal kedua untuk menjaga permintaan,” ujar Autoblog.

Kerugian ini sebenarnya bukan hal yang mengejutkan bagi Xiaomi. Ia sudah lama menyatakan bahwa divisi otomotif butuh waktu untuk mencapai titik impas. Mobil listrik Xiaomi SU7 di pabrik perakitan di Cina. -(Carnewshina/-)

CEO Xiaomi Lei Jun bahkan mengaku mobil listrik tersebut dijual merugi meski tak merinci kerugiannya.

“Xiaomi SU7 merupakan sedan listrik murni, dan biaya investasinya relatif tinggi, sehingga perlu waktu untuk mengatasi kekurangan tersebut,” ujar juru bicara Xiaomi seperti dikutip Autoblog.

Sementara itu, analis Citibank menyebut Xiaomi hanya bisa meraup untung jika berhasil menjual 300.000 hingga 400.000 mobil dalam setahun. Diperkirakan pada tahun 2026, Xiaomi hanya mampu menjual 260.000 unit mobil listrik.

Sebagai perbandingan, pembuat mobil listrik asal China lainnya, BYD, berhasil menjual 426.039 kendaraan pada kuartal April-Juni tahun ini.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *