Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Serangan atau genosida yang dilakukan Israel disebut-sebut sebagai upaya menghapus eksistensi Palestina. Hal tersebut diungkapkan Francesca Albanese, Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin malam (28/10/2024) yang mengklaim Israel berupaya menghilangkan kehadiran Palestina.

Laporan tersebut menyatakan bahwa Israel terlibat dalam pengusiran, penghancuran, dan melakukan genosida terhadap penduduk Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

“Pemindahan paksa dan penggantian yang dilakukan Israel merupakan tindakan yang disengaja dan berkepanjangan terhadap rakyat Palestina, terutama pasca konflik yang dimulai pada 7 Oktober 2023,” demikian bunyi laporan Albanese, Senin (28/10/2024).

Laporan ini juga menyebutkan bahwa tujuan Israel melakukan tindakan tersebut merupakan bentuk genosida, melibatkan pembunuhan etnis yang telah berlangsung selama puluhan tahun untuk menghapus keberadaan Palestina.

Menurut Albanese, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina sejak Oktober tahun lalu bukanlah sebuah insiden yang terisolasi, namun bagian dari upaya yang lebih besar untuk memaksa warga Palestina pindah.

Selain itu, laporan tersebut menuduh Israel menghalangi penyelidikan internasional, termasuk menolak menerima tim pencari fakta dari PBB dan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

“Penolakan terus-menerus terhadap sistem PBB dan penyelidik ICC dapat dianggap sebagai hambatan terhadap akses terhadap keadilan,” kata Albanese.

Ia juga mengatakan tindakan Israel melanggar keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) yang memerintahkan Israel mengizinkan penyelidik internasional memasuki Gaza dan mengambil tindakan untuk mengamankan bukti-bukti yang ada.

“Genosida yang sedang berlangsung tidak diragukan lagi merupakan hasil dari status khusus dan kekebalan yang diberikan kepada Israel selama ini,” kata laporan itu.

Albanese mengatakan Israel secara sistematis dan terbuka telah melanggar hukum internasional, termasuk resolusi Dewan Keamanan PBB dan keputusan ICJ.

Kekebalan dan hak istimewa ini, katanya, memberi Israel motivasi untuk terus menentang hukum internasional.

“Dunia menyaksikan genosida terhadap pemukim dan penjajah, dan hanya keadilan yang dapat menyembuhkan luka besar yang disebabkan oleh kepentingan politik,” katanya.

Laporan ini juga menyoroti tingkat kehancuran di Gaza. Diperkirakan sekitar 40 juta ton puing, termasuk sisa bahan peledak dan sisa-sisa manusia, mencemari lingkungan di sana.

Selain itu, lebih dari 140 tempat penyimpanan sampah sementara dan 340.000 ton sampah yang tidak diolah telah mencemari lingkungan dan menimbulkan risiko penyakit seperti hepatitis, penyakit pernafasan, diare, dan penyakit kulit.

“Seperti yang dinyatakan oleh beberapa pemimpin Israel, Gaza telah menjadi wilayah yang tidak cocok untuk tempat tinggal manusia,” kata laporan itu.

Laporan juga menunjukkan kebijakan Israel yang membatasi sumber daya dasar, seperti makanan, air dan pasokan medis, untuk penduduk Palestina.

“Serangan yang disengaja terhadap pasokan makanan di Gaza menunjukkan upaya untuk menghancurkan penduduknya melalui kelaparan,” kata Albanese.

Ia mencontohkan pernyataan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich pada Agustus lalu yang menyatakan kelaparan warga Gaza merupakan tindakan bijak dan bermoral.

Laporan tersebut juga memperingatkan penyebaran kekerasan di Tepi Barat, sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai kemungkinan genosida di wilayah tersebut, termasuk Yerusalem Timur.

Sejak Oktober 2023, pasukan Israel dilaporkan telah melakukan lebih dari 5.500 serangan di Tepi Barat, menyebabkan ratusan kematian dan ribuan luka-luka di kalangan warga Palestina.

Menurut warga Albania, meningkatnya kekerasan di Tepi Barat dipicu oleh pemukim Yahudi yang didukung oleh pasukan Israel.

Ia juga merujuk pada beberapa insiden yang melibatkan anak-anak Palestina, yang menjadi sasaran secara sistematis, yang mengakibatkan kematian sedikitnya 169 anak sejak Oktober 2023.

Sekitar 80% kematian anak disebabkan oleh luka tembak di kepala atau area vital lainnya seperti perut, dada, dan punggung.

– Kehancuran yang melanda Gaza kini menyebar ke Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, kata pihak Albania dalam sebuah peringatan.

Dia juga menyebutkan beberapa pejabat Israel, termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, secara terbuka mendukung kekerasan dan penangkapan banyak orang terhadap warga Palestina.

Saat ini, sekitar 9.400 warga Palestina dilaporkan ditahan dalam kondisi yang mengenaskan.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *