Pyongyang, prestasikaryamandiri.co.id – Dikenal sebagai negara yang tertutup dan komunis, ternyata negara pimpinan Kim Jong-un, Korea Utara, memiliki masjid dan gereja yang menjadi tempat beribadah umat beragama.
Diketahui, satu-satunya masjid yang diizinkan tetap berada di Korea Utara terletak di kedutaan Iran. Masjid Ar Rahman adalah sebuah masjid di Korea Utara yang terletak di markas Kedutaan Besar Iran di Pyongyang dan dianggap sebagai masjid pertama dan satu-satunya di negara tersebut.
Masjid ini berafiliasi dengan sekte Muslim Syiah yang dominan di Iran, meskipun staf kedutaan dari negara-negara Islam lainnya di Korea Utara, termasuk negara-negara Sunni seperti Indonesia, dikatakan mengunjungi masjid dan berdoa. Masjid ini juga menjadi tempat salat Jumat dengan partisipasi staf kedutaan Muslim dari berbagai negara tanpa memandang alirannya.
Meskipun negara-negara mayoritas Muslim lainnya memiliki kedutaan besar di Korea Utara, seperti Mesir, Libya dan Pakistan, tidak satupun dari negara-negara tersebut memiliki masjid. Kurangnya masjid di Korea Utara disebabkan oleh kebijakan agama negara tersebut.
Sholat Jumat di Masjid Ar Rahman di Pyongyang, Korea Utara. – (Twitter.com/@EmbassyExplorer)
Dikutip dari berbagai sumber ternama, rezim Kim Jong-un memperbolehkan orang asing beragama membawa Alquran atau Alkitab ke negaranya. Namun dilarang meninggalkannya, atau mencoba berdakwah kepada penduduk setempat. Karena menyebarkan materi keagamaan di Korea Utara adalah kejahatan besar.
Selain Masjid Ar Rahman, terdapat lima gereja di Pyongyang, yaitu Gereja Protestan Bongsu, Chilgol dan Jeil, Gereja Katolik Roma Jangchung, dan Gereja Ortodoks Rusia Tritunggal Mahakudus. Kebanyakan tempat ibadah tersebut digunakan oleh orang asing, meski konon ada juga warga Korea Utara yang rutin menghadiri kebaktian.
Beberapa ahli mengatakan mereka adalah keturunan populasi Kristen yang pernah berkembang di Korea Utara sebelum semenanjung itu terpecah menjadi dua (selatan dan utara).
