Kediri, prestasikaryamandiri.co.id – Warga Desa Jajar, Kecamatan Wates, Panitera Kediri, Jawa Timur menemukan banyak benda yang diyakini merupakan artefak sejarah. Benda ini mungkin adalah orang kulit hitam atau tempat untuk membersihkan diri dari masa pemerintahan Kadiri.

Penemuan ini terjadi di tambang milik warga sekitar, antara lain tiga buah batu pasak lingga, satu batu jaladwara, tiga tumpukan batu andesit, dan kumpulan batu bata merah berukuran besar. 

Batako tua ini berukuran panjang 50 cm dan tebal 10 cm, ada pula yang pecah. Selain itu, ditemukan pula batuan andesit berukuran besar di dua kawasan yang berdekatan.

Kejadian bermula ketika warga barangay Jajar yang sedang memancing melihat batu mencurigakan dan melapor ke petugas barangay. Pasca laporan ini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) dan Balai Konservasi Peninggalan Jawa Timur (BPC) mulai melakukan peninjauan. Alhasil, batu-batu tersebut diduga merupakan bangunan patriarki pada zaman Dinasti Khadiri.

“Awalnya kami menemukan batu bata kecil, kemudian kami lapor ke pihak desa, kemudian kami berikan ke Disparbud dan BPC. Setelah diselidiki, diduga batu bata tua tersebut milik bangunan musuh sejak masa dinasti di Khadiri,” ujarnya. Dia. Susilo, warga Desa Jajar di lokasi penelitian, Selasa (30/7/2024).

Sementara itu, tiga buah pasak lingga batu berukuran panjang 85 cm dan lebar 35 cm dikirimkan ke rumah lelaki tua di Desa Jajar, Mbah Patri. Kepala Desa Jajar Asta Wulandari menyatakan, jenazah batu bata tua dan barang bersejarah lainnya akan disimpan di kantor desa untuk sementara waktu untuk mencegah hilang atau dicuri.

“Kami bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kediri serta BPC Jatim. Saat ini temuan tersebut akan kami konfirmasikan ke kantor desa,” kata Asta Wulandari.

Penelitian ini berlokasi tidak jauh dari lokasi ditemukannya monumen di Desa Kayunan, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, pada Januari 2024 yang diyakini merupakan peninggalan Raja Kertajaya (1112-1138 Saka), hanya berjarak satu kilometer dari lokasi. dalam studi baru.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *