Kuala Lumpur, prestasikaryamandiri.co.id – Kasus perundungan di Universitas Militer Malaysia atau lebih dikenal dengan Universitas Pertahanan Nasional Malaysia (UPNM) menjadi sorotan menyusul sejumlah pemberitaan. Menteri Pertahanan Malaysia (Menhan) Khaled Nordin telah mengumumkan sejumlah langkah konkrit untuk mengatasi masalah ini, termasuk pengawasan yang lebih ketat, pemasangan kamera CCTV tambahan, dan penunjukan tambahan untuk meningkatkan respons insiden.
“Jika terjadi perundungan, kami dapat menelepon kapan saja, bahkan pada pukul 22.00 atau 02.00 untuk memastikan pengawasan yang lebih baik,” kata Khaled dalam keterangan yang dirilis Minggu (8/12/2024) tentang kejadian perundungan di Universitas Militer Malaysia. . ).
Kementerian Pertahanan Malaysia juga mempertimbangkan untuk membuat platform khusus untuk memudahkan para korban melaporkan insiden dengan cepat. Khaled menyoroti dinamika antara akademi senior dan junior yang kerap menimbulkan konflik, terutama dalam lingkungan yang melibatkan taruna dari latar belakang berbeda.
Pada tahun 2024 27 November Khaled membenarkan, lima taruna yang terlibat dalam insiden perundungan tersebut telah dikeluarkan dari UPNM dan Angkatan Bersenjata Malaysia. Mereka juga harus membayar kompensasi kepada pemerintah untuk biaya pendidikan mereka.
“Pesan kami jelas, tidak ada toleransi terhadap penindasan. “Kami akan mengambil tindakan tegas dan memastikan bahwa hukuman tersebut dilaporkan secara luas,” kata Khaled.
Rektor UPNM yang baru, Sultan Ibrahim Sultan Iskandar pun turut mendukung keputusan tersebut, menyerukan diakhirinya budaya perundungan demi menjaga citra universitas. “Kalau kasus ini terus berlanjut, jangan kaitkan nama saya dengan universitas,” kata Sultan Ibrahim pada 3 Desember.
Beberapa kejadian perundungan di Universitas Militer Malaysia yang terungkap menunjukkan tingkat kekerasan yang serius. pada tahun 2024 pada bulan Oktober, kadet tersebut dituduh menginjak perut juniornya dan akibatnya tulang rusuknya patah. Kejadian lainnya melibatkan besi panas di tubuh korban.
Kasus-kasus ini membuat berbagai negara menyerukan tindakan tegas.
Tragedi perundungan di Universitas Militer Malaysia juga terjadi pada tahun 2017, ketika Kadet Angkatan Laut Zulfarhan Osman Zulkarnain meninggal dunia akibat penyiksaan. Enam mantan mahasiswa UPNM divonis hukuman mati atas kejadian Juli lalu.