Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) banyak mendapat kritik terkait aturan perusahaan manajemen khusus atau full call Auction (FCA). Investor protes karena kebijakan tersebut dinilai tidak masuk akal. Sejak penerapan FCA, IHSG tidak mengalami perubahan hingga meninggalkan tingkat kesadaran 7.000 orang.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan pihaknya masih menunggu masukan dari anggota BEI dan pemegang saham terkait kebijakan penjualan full call.
“Setiap prediksi yang kami buat di BEI adalah untuk kepentingan masyarakat yang tertarik dengan kepentingan pasar, selalu kami cek dan kami senang (mendapat masukan). Dicari.” lakukan perubahan,” kata Nyoman saat ditemui wartawan di BEI, Jakarta, Senin (10/6/2024).
Saat ditanya kapan kebijakan FCA akan ditinjau, Nyoman enggan menjawab. Namun, dia mengatakan timnya masih membutuhkan waktu untuk mengevaluasi respons pasar dan masukan anggota tim.
“Kami terlebih dahulu mendapat informasi, masukan dari para pemangku kepentingan, saat kami membuat ketentuan tersebut. Oleh karena itu, kami tidak akan serta merta melakukan perubahan. Padahal yang terpenting adalah kami mendapat masukan apa yang bisa membuat pasar menjadi lebih baik,” pungkas Nyoman.
Kita tahu, hingga pertengahan bulan Mei, IHSG menguat di angka 7.300 orang. Namun pergerakan IHSG diperkuat dengan penerapan FCA hingga saat ini IHSG berada di level 6.900.
Hal ini disebabkan oleh saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar seperti BREN yang diperdagangkan dengan sistem FCA sehingga menyebabkan bangkrutnya Grup Barito dan berdampak besar pada IHSG.