Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiago Salahuddin Uno memastikan rencana penutupan sementara Taman Nasional (TN) Komodo pada tahun 2025 tidak akan mempengaruhi destinasi wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara ( visnus). ) di Indonesia. Penutupan tersebut untuk memastikan kapasitas Taman Nasional Komodo yang berjumlah 250.000 orang tidak melebihi kapasitasnya untuk menghindari kerusakan ekosistem di kawasan tersebut.
“Penutupan Taman Nasional Komodo tidak akan mempengaruhi target kunjungan wisatawan karena kami melihat Labuan Bajo mengembangkan destinasi wisata lain selain Taman Nasional Komodo,” kata Sandiago saat menghadiri forum co-branding Wonderful Indonesia di Indonesia. Jakarta, Jumat malam (27/7/2024), lapor Antara.
Menurut Sandiaga, terdapat rencana penutupan sementara kawasan Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT) di kawasan Mangarai Barat pada pertengahan tahun 2025, sehingga perlu dikembangkan tempat wisata lain di kawasan tersebut. Pengembangan ini bertujuan agar desa wisata tetap dapat menarik pengunjung dan memberikan pengalaman yang baik. “Kami menyasar desa wisata serta tempat lain di luar Taman Nasional Komodo,” ujarnya.
Menparekraf menekankan pentingnya desa wisata yang dikembangkan dan dikelola dengan baik tetap menarik dan bermanfaat bagi masyarakat lokal dan pengunjung. Oleh karena itu, penutupan Taman Nasional Komodo tidak akan mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung ke kawasan ini.
“Tujuan kita agar daya dukung Taman Nasional Komodo yang berjumlah 250.000 jiwa tidak terlampaui. Itu harapan kita,” kata Menparekraf.
Secara keseluruhan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan domestik atau Indonesia menjadi 1,2-1,5 miliar dan kunjungan wisatawan mancanegara menjadi 17 juta kunjungan pada tahun 2024.
Kemenparekraf juga mengidentifikasi lima destinasi super prioritas antara lain Candi Borobudur, Mandalika, Danau Toba, Likupang, dan Labuan Bajo.