Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan kembali mengalami surplus sebesar US$ 470 juta pada Juli 2024, sebagian besar berasal dari sektor migas sebesar US$ 2,60 miliar, namun mengalami penurunan. Defisit $2,13 miliar di sektor minyak dan gas.
Pada periode tersebut, nilai ekspor Indonesia mencapai 22,21 miliar dollar AS pada Juli 2024 atau meningkat 6,55% dibandingkan Juni 2024. Dibandingkan Juli 2023, nilai ekspor meningkat 6,46%.
Sedangkan nilai impor Indonesia pada Juli 2024 mencapai US$21,74 miliar, meningkat 17,82% dari Juni 2024 atau 11,07% dari Juli 2023.
“Pada Juli 2024, surplus neraca perdagangan barang sebesar USD 0,47 miliar atau turun bulanan sebesar USD 1,92 miliar dan kontraksi tahunan sebesar USD 0,82 miliar. Pada Juli 2024, surplusnya lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan sama. bulan, ” kata kantor BPS. kata Plt Kepala Amalia Edininggar Vidyasanti dalam jumpa pers di kantor BPS, Kamis (15/8/2024).
Berdasarkan negara mitra dagang, tiga besar penyumbang surplus neraca perdagangan Juli 2024 adalah Amerika Serikat (US$1,27 miliar), India (US$1,23 miliar), dan Filipina (US$742,9 miliar). juta). Sementara itu, tiga negara penyumbang defisit terbesar adalah Tiongkok (US$1,7 miliar), Australia (US$602,8 juta); dan Singapura (US$402,5 juta).