Medan, prestasikaryamandiri.co.id – Sumut menjadi tulang punggung ekspor wilayah Sumut, menjadi provinsi ketiga dengan nilai ekspor tertinggi setelah Riau dan Kepri. Produk ekspor Sumut didominasi lemak hewani/nabati dan produk minyak bumi yang telah menembus 182 negara.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai ekspor Sumut mencapai $10,24 miliar, Kepri $17,39 miliar, dan Kepri $18,96 miliar. Dari sisi PDB, Sumut menyumbang PDB Indonesia pada peringkat kelima dengan kontribusi PDB sebesar 5,12% pada tahun 2023. Data tersebut menunjukkan bahwa Sumut mempunyai peran penting dalam perekonomian nasional, baik dari sisi ekspor hingga kontribusi terhadap PDB. .
Mengingat pentingnya peranan Sumut dalam perekonomian nasional, maka Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terus mendukung dan meningkatkan potensi ekspor Provinsi Sumut dengan kembali menyelenggarakan forum pertemuan dengan eksportir utama Sumut asal Utara pada acara tersebut. “Forum Ekspor LPEI dan Sosialisasi Program Alokasi Khusus Ekspor 2024” Kamis (25/7/2024). Acara ini bertujuan untuk mendorong ekspor dari Sumut dengan memberikan gambaran ekspor di Sumut kepada para pedagang ekspor untuk melihat prospek ekspor kedepannya. Acara ini terselenggara dengan baik berkat kerjasama antara LPEI dan DJPPR Kementerian Keuangan, Bea dan Cukai Sumut serta Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumut.
Direktur Manajemen Risiko Keuangan Negara Kementerian Keuangan Heri Setiawan mengatakan, untuk mendorong ekspor dari Sumut, pemerintah telah menugaskan Mandat Ekspor Khusus (PKE) kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk memberikan pembiayaan. penjaminan dan/atau asuransi terhadap kegiatan ekspor yang sulit dilakukan secara komersial, namun dipandang perlu untuk mendukung kebijakan ekspor nasional.
“Melalui PKE, LPEI sebagai kepanjangan tangan Kementerian Keuangan membantu para pelaku ekonomi mengatasi kendala yang dihadapi, khususnya eksportir asal Sumut. Eksportir dapat memanfaatkan berbagai program alokasi khusus ekspor berdasarkan profil/fitur ekspor yang ada termasuk PKE UKM. dirancang untuk UKM berorientasi ekspor, PKE Daerah untuk eksportir yang ingin menembus pasar ekspor ke tujuan negara non-tradisional, PKE Pembiayaan dengan skema transaksi komersial, serta PKE untuk obat-obatan dan alat kesehatan bagi eksportir yang bergerak di bidang kesehatan,” kata Heri Setiawan.
Kepala Wilayah LPEI Anton Herdiyanto menjelaskan, LPEI proaktif memberikan solusi dan dukungan penuh kepada eksportir Sumut untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pelaku sektor ekspor serta membangun kepercayaan di desa lain. Sumut saat ini memiliki 737 eksportir yang terdiri dari 555 eksportir dengan nilai ekspor di bawah Rp50 miliar, 137 eksportir dengan nilai ekspor antara Rp50 miliar hingga Rp500 miliar, dan 45 eksportir dengan nilai ekspor di atas Rp500 miliar. .
“Di tingkat nasional, nilai ekspor Sumut masuk dalam 10 provinsi terbesar dengan jumlah eksportir terbesar ketujuh di Indonesia. Kontribusi penting ini tentunya merupakan hasil kolaborasi yang solid antar kementerian, lembaga, pelaku ekonomi dan seluruh elemen masyarakat. elemen ekosistem ekspor Sumut,” kata Anton.
Rini Satriani, Kepala Bidang Market Intelligence dan Lead Management Specialist LPEI menjelaskan, sekitar 80% ekspor Sumut terdiri dari lemak hewan/nabati dan produk minyak bumi, bahan kimia, terak dan limbah industri makanan, barang dari karet dan karet, sabun dan bahan pembersih. . Produk asal Sumut sudah menjangkau 182 negara, dengan lima negara tujuan terbanyak adalah Tiongkok, Singapura, Amerika Serikat, Malaysia, dan India.
Hal ini didorong oleh peningkatan jumlah pembeli produk ekspor Sumut mulai tahun 2022, dimana 32,29% diantaranya merupakan pembeli setia. Rini menganalisis, pertumbuhan ekspor Sumut masih akan stabil hingga tahun 2025. Berbagai produk premium asal Sumut memiliki peluang ekspor bernilai tinggi ke dunia, seperti kopi, teh, dan rempah-rempah yang nilainya mencapai Rp14,09 triliun, buah-buahan mencapai Rp8,9 triliun. triliun. , produk plastik dan barang plastik senilai Rp58,46 miliar, minyak atsiri, wewangian, dan kosmetik Rp22,12 miliar, produk olahan daging, ikan, krustasea, dan moluska Rp15,69 miliar, serta produk kayu Rp39,5 triliun.
Dalam sesi terpisah, LPEI juga memperkenalkan marketplace bernama Komodoin kepada para pelaku usaha berorientasi ekspor di Sumut. Komodoin yang akan diluncurkan dalam waktu dekat ini akan membantu dan memfasilitasi pelaku ekonomi berorientasi ekspor dengan memberikan informasi berbasis data dan membantu eksportir menjangkau pembeli baru di pasar global sehingga produk Indonesia berani go global.
Kepala Divisi Jasa Konsultasi UKM LPEI, Lutpi Ginanjar yang menjelaskan pasar Komodoin kepada UKM yang berorientasi ekspor, juga meminta masukan dari UKM yang sudah melakukan ekspor untuk mengoptimalkan dukungan LPEI untuk meningkatkan peran UKM di Sumut sebagai tulang punggung Indonesia. ekonomi