JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Meski permintaan belanja online masih tinggi, namun belanja offline tetap menjadi pilihan utama konsumen Indonesia dan terus tumbuh pascapandemi. Hal ini terlihat dari studi “Preferensi Konsumen dalam Belanja Online dan Offline” yang dilakukan Populix, sebuah organisasi riset yang menghubungkan perusahaan, institusi, dan individu.
Indah Tanip, Kepala Riset Populix, menjelaskan meskipun epidemi telah menyebabkan peningkatan belanja online yang signifikan, namun belanja offline masih menjadi pilihan utama konsumen dan akan terus tumbuh setelah epidemi. “Produk fesyen dan kecantikan sebagian besar dibeli secara online (46%), sedangkan kebutuhan sehari-hari seperti sembako banyak dibeli secara offline (34%),” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (18 April 2024).
Faktor praktis (67%) dan kemudahan dalam membandingkan harga (66%) menjadi alasan utama konsumen berbelanja online, disusul ketersediaan metode pembayaran yang berbeda (60%). Kemudahan pengembalian (25%) juga menjadi pertimbangan penting bagi konsumen, ujarnya.
Di sisi lain, faktor fisik atau kemampuan untuk memegang/merasakan produk secara langsung (77%), gratis ongkos kirim (66%), dan jarak belanja yang dekat (62%) menjadi alasan utama konsumen berbelanja offline.
Survei ini menunjukkan bahwa meskipun sebagian responden lebih memilih belanja online selama epidemi, 49% responden akan tetap memilih berbelanja online setelah epidemi selesai. Namun, jumlah konsumen yang lebih memilih belanja offline meningkat lebih dari dua kali lipat.
Penelitian tersebut melibatkan total 515 responden pembeli dan 265 penjual, dengan rentang usia 18-55 tahun. Penelitian dilakukan di Indonesia dengan menggunakan pendekatan hybrid offline dan online.