JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Skotlandia melarang menteri dan pegawai negeri menggunakan WhatsApp untuk urusan pemerintahan. Wakil Menteri Kate Forbes membuat pengumuman tersebut sebagai tanggapan atas tinjauan eksternal terhadap penggunaan layanan pesan.
Para menteri dan staf pemerintah Skotlandia dilarang menggunakan WhatsApp untuk urusan pemerintahan setelah penyelidikan Covid-19 di Inggris menemukan bahwa pesan-pesan WhatsApp yang dipertukarkan selama pandemi telah dihapus.
Forbes mengatakan pemerintah Skotlandia berkomitmen terhadap “standar keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas”.
Dia mengatakan mulai musim semi mendatang, bisnis pemerintah tidak akan lagi menggunakan WhatsApp atau layanan pesan “non-perusahaan” lainnya.
BBC mengutip pernyataan Forbes kepada Parlemen pada Rabu (18/12) yang mengatakan bahwa urusan pemerintah harus dilakukan dalam sistem pemerintahan yang aman, dapat dicari, dan memungkinkan penyebaran informasi sesuai dengan kewajiban hukum kita. /2024)
Forbes mengatakan para menteri dan staf harus menggunakan aplikasi yang disetujui perusahaan seperti email dan telepon pribadi tidak boleh digunakan untuk urusan resmi. Kali ini sulit. “
Kebijakan Pemerintah Skotlandia mengenai aplikasi pesan seluler menyatakan bahwa informasi apa pun yang berkaitan dengan keputusan tersebut harus dicatat dalam catatan perusahaan.
Forbes mengatakan bahwa data pemerintah didasarkan pada kebijakan, namun kemudian direfleksikan pada kebijakan tersebut.
Tinjauan eksternal dilakukan terhadap tinjauan resmi menggunakan WhatsApp dan perangkat pribadi.
Peninjauan ini dipimpin oleh Emma Martins, mantan Komisaris Perlindungan Data Kepulauan Channel.
Laporannya kepada pemerintah bulan lalu dirilis bersamaan dengan pernyataan Forbes kepada Kongres.
Laporan tersebut mencatat hanya ada sedikit bukti mengenai “pengetahuan, pemahaman, atau penerapan yang konsisten dan luas” mengenai aplikasi pesan seluler, “termasuk aturan retensi, ekspor, dan penghapusan.”
Kebijakan Pemerintah Skotlandia mewajibkan para menteri dan pejabat untuk mencatat poin-poin “penting” dari diskusi bisnis melalui aplikasi pesan seluler
Anggota parlemen Konservatif Skotlandia Sandesh Gurdhan mengatakan pendekatan para menteri dan pejabat selama epidemi ini salah.
Ia mendesak pemerintah segera melarang penggunaan WhatsApp.
Para menteri dituduh melanggar kode etik menteri karena tidak mengeluarkan pernyataan terlebih dahulu.
Daniel Johnson dari Partai Buruh Skotlandia menuduh pejabat pemerintah mengedit dan menghapus informasi yang seharusnya menjadi catatan publik selama pandemi.
Pada bulan Maret, mantan menteri utama Hamza Yousuf mengumumkan peninjauan kembali penggunaan WhatsApp dan layanan pesan lainnya.
Akhirnya, Skotlandia melarang menteri dan pegawai negeri menggunakan WhatsApp untuk urusan resmi.