Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Juru kamera asal Australia, Rick Riffici, mengungkapkan ketertarikannya untuk membuat proyek film bawah laut di Bali. Riffici sebelumnya dikenal sebagai sinematografer bawah air yang luar biasa lewat karyanya Blueback (2022) yang diputar di Festival Sinema Australia dan Indonesia (FSAI) 2024.

“Saya sudah 12 tahun tinggal di Bali, jadi tentu saja saya ingin membuat film bawah laut di Bali,” kata Riffici ditemui usai penayangan perdana Blueback di kawasan Senayan, Selasa (28/5/2024).

“Saya sudah keliling dunia dan Indonesia punya banyak sekali tempat wisata bawah laut yang indah. Sebenarnya saya berencana membuat film bawah air di Bali.”

Saat membuat film Blueback, Riffici dan timnya menggunakan perairan Australia Barat. Diakuinya, kondisi alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan utama dalam pembuatan film berdurasi 103 menit tersebut.

“Sebagai sinematografer, saya berdiskusi dengan sutradara Robert Connolly bagaimana kami ingin syuting film tersebut. Kami harus melihat naskah dan sketsanya hingga akhirnya mendapatkan apa yang kami inginkan. Tentu saja alam dan cuaca yang tidak menentu membutuhkan banyak waktu. ,” dia berkata .

Rick Riffici mengaku akan kembali membuat film bawah air dalam waktu dekat. Ia sendiri siap merambah genre film lain di masa depan.

“Proses produksi proyek berikutnya akan kami mulai pada pertengahan Juli. Ini masih sama dengan Blueback. Kedepannya saya sangat tertarik dengan proyek film bergenre lain,” ujarnya.

Rencananya Rick Rifici akan berbagi pengalaman dan ilmunya kepada penonton FSAI 2024 dalam Masterclass FSAI 2024. Selain Rifici, akan ada pembicara asal Australia, Martin Potter (dosen School of Communication and Creativity. Arts, Deakin). Universitas), Steve Jaggi (kepala manajer Jaggi Entertainment) dan Louise Curham (pembuat film dan dosen di Sekolah Media, Seni Kreatif, dan Penyelidikan Sosial Universitas Curtin).

Tahun ini merupakan kali ke-9 FSAI diselenggarakan di Indonesia sekaligus memperingati 75 tahun hubungan bilateral Indonesia dan Australia. FSAI 2024 dilaksanakan pada tanggal 31 Mei hingga 23 Juni 2024 di 10 kota yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Padang, Surabaya, Mataram, Makassar, Manado, Samarinda, dan Balikpapan.

Petualangan Sherina 2 menjadi film Indonesia pertama yang tayang di FSAI 2024. Sementara itu, lima film Australia Blueback, Scarygirl, I’m a Woman, Talk to Me dan Love is in the Air akan diputar.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *