JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Indodax, salah satu perusahaan teknologi terkemuka di sektor mata uang kripto dan aset kripto, mengalami peretasan yang berlangsung sekitar 24 jam pada minggu lalu, yang mengakibatkan penghentian sementara transaksi pengguna. Namun setelah proses pemulihan (pemeliharaan) sistem, volume perdagangan mencatat tren positif, mencapai Rp 547 miliar, lebih dari setengah triliun rupiah.
CEO Indodax Oscar Dharmawan mengatakan pada Sabtu (21/9): “Setelah insiden keamanan pada Rabu 11 September 2024 yang dilakukan oleh peretas dari Korea Utara, kami pulih dalam waktu sekitar 80 jam. 2024).
Oscar menjelaskan, pasca renovasi, volume perdagangan di Indodax pada 14 hingga 17 September 2024 mencapai Rp 547 miliar. “Dibandingkan dengan bursa kripto lainnya yang diretas, pemulihan dari insiden ini berlangsung cepat,” katanya.
Dia juga mengatakan bahwa pertukaran mata uang kripto negara mana pun di dunia akan diretas. Kami telah menerapkan langkah-langkah mitigasi yang komprehensif dan memperkuat sistem keamanan untuk mencegah insiden serupa, kata Oscar.
Indodax kini telah sepenuhnya merombak operasionalnya dengan standar keamanan yang lebih tinggi. Saat ini Indodax juga sedang berkoordinasi dengan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Otoritas Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Jasa Keuangan (OJK) dan pihak kepolisian untuk memastikan kejadian tersebut dapat dilacak.
Sebelumnya, Indodax diduga diretas dengan transaksi mencurigakan senilai $14,4 juta atau sekitar Rp 215 miliar. Tuduhan tersebut pertama kali diungkap oleh akun X milik perusahaan keamanan Cyvers Alerts. Saat mengunggah akun @CyversAlert, sistem Indodax mendeteksi transaksi mencurigakan terkait dompet di jaringan berbeda.
X seperti dikutip prestasikaryamandiri.co.id pada Rabu (11/9/2024), “Diperkirakan sekitar $14,4 juta disimpan ke alamat mencurigakan dan token ditukar dengan Ether.”
Setelah peringatan pertama, Cyvers Alerts kembali mendeteksi lebih dari 150 transaksi mencurigakan dengan total kerugian sebesar $18,2 juta atau sekitar Rp 277 miliar.