Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Menteri Pertanian Andi Amran Suleiman mengatakan Indonesia akan segera diakui sebagai salah satu negara dengan ketahanan pangan terbaik di dunia. Ia mengatakan, Medali Agricola dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 30 Agustus 2024.
“Keberhasilan pengelolaan pangan di Indonesia merupakan sebuah penghargaan yang Insya Allah akan diterima Presiden Jokowi dari FAO. Kami telah memenangkan penghargaan keamanan pangan terbaik dan merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Unik sekali,” kata Amran. di acara Bapanas Nusantara Food Festival di GBK, Jakarta, Minggu (28/07/2024).
Ketua Bapanas Arief Prasetio menjelaskan, Presiden Jokowi merupakan presiden Indonesia kedua yang menerima Agricola Award setelah 39 tahun. Arief mencatat, penghargaan ini tidak banyak diberikan kepada pemimpin dunia.
“Medali Agricola merupakan penghargaan yang diberikan kepada kepala negara, dalam hal ini presiden, sebelumnya Jacques Chirac (mantan presiden Perancis), kemudian presiden China, terakhir Irlandia, dan diberikan kepada Presiden Jokowi. Penghargaan FAO terakhir diberikan 39 tahun yang lalu. “39 tahun yang lalu, pada tahun 1985, diberikan kepada Presiden Soeharto,” kata Arief.
Lanjut Arief, penghargaan ini diberikan karena pemerintah Indonesia berhasil memerangi kelaparan dan kemiskinan.
“Kami bangga medali Agricola diberikan karena seluruh lapisan berjuang melawan kelaparan dan kemiskinan. Jadi negara kita saat ini punya Badan Pangan Nasional, kita punya food aid atau bantuan pangan untuk mengurangi risiko yang ditangguhkan. saat ini sedang berkembang. , dan kita “dapat mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan,” lanjut Arief.
Sementara itu, Arief menyampaikan, Indonesia saat ini memiliki tingkat sampah makanan sekitar 31%. Oleh karena itu Babanas berkampanye untuk menghentikan pencurian makanan untuk mengurangi jumlah ini.
“Berhenti makan, kami sekarang berkampanye untuk berhenti makan. Food loss and waste di Indonesia 14%, sampah 17%, jadi totalnya 31%, maka Bapanas menginisiasi pengurangan food loss dan waste,” ujarnya. Arif.
Arief mengatakan, untuk mencapai ketahanan pangan Indonesia tidak hanya perlu meningkatkan produksi pangan, tetapi juga melakukan tindakan yang ramah pangan.
“Memang produksinya kita tingkatkan, lahannya meluas, bertambah, tapi kalau sudah jadi pangan jangan dibuang begitu saja,” pungkas Arief.