Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan guna meningkatkan mutu pendidikan, pihaknya memulihkan pembelajaran teknologi informasi yang sempat dihilangkan pada tahun 2013. Sebab, perlunya keterampilan digital. semakin penting di era digital saat ini.
Kepala Kemendikbud mengatakan, “Dalam Kurikulum Merdeka, kita mengembalikan mata pelajaran Teknologi Informasi (TI) yang sempat dihilangkan. Di saat seperti ini harus ada pembelajaran. Kita jadikan mata pelajaran ini sebagai mata pelajaran wajib dari sekolah Menengah.” Badan Standar, Kurikulum, dan Pengkajian Pendidikan Kebudayaan, Anindito Aditomo, dalam dialog dengan topik “Literasi digital menghadapi kecerdasan buatan”, di Jakarta, Senin (5 Juni 2024).
Dikatakannya, jika kurikulum sebelumnya mempelajari ilmu dasar penggunaan komputer, melalui program Merdeka siswa diajarkan untuk meningkatkan keterampilan dalam menggunakan perangkat digital dalam kehidupan sehari-hari dan mengembangkan cara berpikir yang lebih logis.
Ia mengatakan pihaknya mendorong penggunaan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), sebagai alat dalam pembelajaran siswa untuk meningkatkan efisiensi waktu. Penerapan AI dalam pembelajaran memberikan dampak positif, terutama meningkatkan efisiensi pembelajaran. “Tanpa AI akan memakan waktu lama. Tapi dengan menggunakan AI, asalkan kita tahu cara menggunakannya, akan lebih efektif,” ujarnya.
Ia mengatakan guru perlu meningkatkan keterampilannya dalam memanfaatkan teknologi. Untuk itu, Kementerian Pendidikan mengajak para guru untuk memperoleh keterampilan baru dalam menangani teknologi melalui berbagai pilihan pembelajaran yang ditawarkan. Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat memastikan pendidikan di Indonesia tetap relevan dan beradaptasi dengan perkembangan saat ini dengan menggunakan teknologi, termasuk AI.
Dalam kesempatan tersebut, Chief Digital Economy Officer Celio Nailul Huda menyampaikan bahwa pemanfaatan teknologi digital di era saat ini dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat.
“Saat ini masyarakat kita sudah berubah dari layanan offline menjadi layanan online, khususnya dalam ekonomi digital. Bahkan contact center sudah jarang digunakan karena didorong oleh proses online yang melibatkan kecerdasan buatan,” ujarnya.