Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Hari Waisak diperingati pada hari Kamis 23 Mei 2024 dan dikenal dengan Waisak atau Buddha Purnima. Umat ​​​​Buddha di seluruh dunia merayakan kelahiran, pencerahan, parinirvana (kematian) Siddhartha Gautama atau Buddha Gautama.

Bagaimana sejarah Hari Waisak, hari raya besar umat Buddha?

Sejarah Waisak dimulai pada abad ke-6 pada masa hidup Buddha Gautama. Pada suatu hari bulan purnama di bulan Waisak, Siddhartha Gautama lahir di Lumbini (sekarang terletak di Nepal).

Sebelum Siddhartha Gautama lahir, ibunya Ratu Mahamaya mendapat mimpi indah. Mimpi indah ini konon merupakan pertanda baik akan lahirnya seorang pemimpin besar.

Menurut legenda, Siddhartha Gautama maju tujuh langkah dan menyembunyikan kata-kata yang mengatakan dia akan menyebarkan kebenaran ke dunia yang lahir dalam rahim ibunya.

Selain itu, hari Waisak juga memperingati pencerahan Buddha Gautama. Ketika berusia 29 tahun, Siddhartha meninggalkan kehidupan duniawi dan mulai mencari kebenaran. Ia bermeditasi selama bertahun-tahun, kemudian ketika berusia 35 tahun, Siddhartha mencapai pencerahan dan menjadi Buddha Gautama di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya (sekarang India).

Selama meditasi, ia menemukan Empat Kebenaran Mulia yang merupakan dasar agama Buddha. Empat kebenaran adalah asal mula penderitaan, sebab-sebab penderitaan, cara menghilangkan penderitaan, dan cara menghilangkan penderitaan.

Hari Raya Waisak juga merupakan bentuk peringatan Purinirvana Buddha Gautama. Buddha Gautama ditemukan tewas pada usia 80 tahun di Kuil Kusenara (sekarang Uttar Pradesh, India).

Dalam tradisi Budha, merayakan Purnirwana dianggap sebagai pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian yang dikenal sebagai samsara.

Sebelum kematiannya, Buddha Gautama memberikan satu pesan terakhir kepada murid-muridnya yang mengingatkan mereka untuk selalu mengikuti ajarannya dan mengandalkan diri sendiri untuk mencapai pencerahan.  

Setiap perayaan Waisak mencakup serangkaian kegiatan yang diadakan di kuil dan biara oleh komunitas Buddha di seluruh dunia, termasuk doa, meditasi, dan mendengarkan ceramah para biksu.

Berbagai kegiatan lainnya juga dilakukan, terutama kegiatan sosial dan keagamaan, seperti pemberian bantuan pangan dan sandang kepada masyarakat yang membutuhkan.

Di beberapa daerah, Hari Waisak dirayakan dengan membawa bunga dan lilin di sepanjang jalan utama menuju patung Buddha dan umat Buddha sebagai tanda penghormatan.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *