Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Sejak masa reformasi tahun 1998, Indonesia dipimpin oleh 6 orang presiden dengan kabinet berbeda. Setiap presiden mempunyai visi dan misi yang harus dilaksanakannya, yang mempengaruhi komposisi dan jumlah menteri dalam kabinetnya.

Di penghujung masa jabatan 2019-2024, DPR melakukan perubahan terhadap UU Kementerian Negara RI. Pasal rancangan undang-undang (RUU) memberi kebebasan kepada presiden untuk menentukan jumlah kementeriannya.

Revisi RUU No. 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara mengusulkan perubahan batas maksimal 34 jabatan menteri. Hal ini membuka kemungkinan presiden menentukan jumlah kementerian secara sewenang-wenang sehingga menimbulkan simpati dan penolakan dari masyarakat.

Sepanjang sejarah Indonesia, jumlah kementerian seringkali berubah sesuai dinamika politik dan kebutuhan pemerintah. Pasca reformasi, jumlah kementerian tetap stabil di kisaran 30, berdasarkan data Sekretariat Pemerintah Indonesia.

Tahukah Anda kabinet 100 menteri di bawah Presiden Soekarno. Indonesia secara historis memiliki kabinet yang terdiri lebih dari 100 menteri. Kabinet bikameral I. dan II. (1964-1966) adalah kabinet tersulit dalam sejarah.

Kabinet bikameral I terdiri dari 110 menteri atau pejabat setingkat menteri. Sedangkan kabinet Dwikore II mempunyai 132 menteri atau pejabat setingkat menteri.

Program Hancurkan Malaysia yang bermula pada masa konflik dengan Malaysia merupakan bagian terpenting dari program kerja Kabinet Dwikora yang fokus pada peningkatan pangan dan sandang.

Namun, komposisi pemerintahan ini mendapat tentangan dan perlawanan dari mantan menteri yang diberhentikan dan diangkat.

Kabinet 100 menteri berakhir Kabinet biquora berakhir dengan peralihan kepemimpinan dari Presiden Soekarno ke Presiden Soeharto. Setelah Soeharto menjabat sebagai presiden, Indonesia memasuki tatanan baru dalam sistem pemerintahan dan politik Indonesia.

Tak lama setelah diangkat menjadi presiden, Soeharto membentuk pemerintahan baru dengan kabinet baru, Kabinet Ampera.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *