Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov menyatakan kesiapan Moskow menjalin kesepakatan pembangkit listrik tenaga nuklir dengan Indonesia. Menurut Tolchenov, kedua negara telah lama membahas potensi kerja sama pengembangan energi nuklir.
Diskusi ini berlanjut sebelum presiden terpilih Prabowo Subianto melontarkan gagasan tersebut dalam pertemuan terakhirnya dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin. Tolchenov mengatakan kepada pers, Selasa (20 Agustus 2024), pemerintah Indonesia sudah lama tertarik dengan teknologi reaktor modular kecil (SMR) Rusia, termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir Rusia.
Meski Rusia bersedia membantu Indonesia memenuhi kebutuhan energi dan nuklirnya, Moskow masih menunggu Indonesia memberikan lebih banyak informasi mengenai kebutuhan riil negara tersebut.
“Kami menantikan prospek dan hasil kerja sama yang positif di bidang ini (pengembangan energi nuklir). Oleh karena itu, kita perlu mengetahui bidang spesifik apa yang dibutuhkan Indonesia dan bagaimana kita bisa meraih peluang tersebut,” kata Tolchenov kepada wartawan di rumahnya. di Jakarta. .
“Sekarang, kami (Rusia) sudah siap. Kami tinggal menunggu pihak Indonesia menjelaskan apa yang mereka cari dan bagaimana kami dapat melanjutkan kerja bilateral ini,” tambah Tolchenov.
Baru-baru ini, Putin mengadakan kunjungan ke Prabowo di Istana Grand Kremlin. Sementara itu, Prabowo mengaku sudah berbicara dengan perusahaan nuklir milik negara Rusia, Rosatom.
“Di bidang energi nuklir, kami berdiskusi dengan Rosatom tentang kemungkinan kerja sama di bidang ini, termasuk reaktor modular kecil dan reaktor utama,” kata Prabowo Putin.
Putin mengatakan negaranya siap melaksanakan proyek investasi di sektor energi. Sebelum kunjungan Prabowo, Airlangga Hartarto, Sekretaris Eksekutif Bidang Perekonomian, bertemu dengan pimpinan Rosatom untuk mencapai kesepakatan serupa. Airlangga mengatakan, energi nuklir Indonesia dapat menghasilkan listrik tanpa menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan.
Menurut Rosatom, Rusia memiliki 38 unit nuklir yang beroperasi, termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir terapung di Pevek. Lebih dari 19% listrik Rusia berasal dari pembangkit listrik tenaga nuklir. Rosatom juga memiliki proyek pembangkit listrik tenaga nuklir di luar negeri seperti Bangladesh dan China. Di Indonesia juga, tiga reaktor nuklir digunakan untuk tujuan penelitian.