Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Di tengah kekhawatiran konflik bersenjata Iran-Israel dan tingginya suku bunga di Amerika Serikat, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin pada pertemuan pekan depan. Kerajaan. Bank sentral negara bagian (AS), Federal Reserve System (FRB). Saat ini nilai tukar Rupiah masih melemah, berkisar pada Rp 16.000 per dolar AS.
Diketahui, Rapat Direksi (RDG) BI akan digelar pada Rabu 24 April 2024.
Salah satu pendiri Pasardan, Hans Kwee, mengatakan BI menaikkan suku bunga acuan pada Oktober 2023 seiring dengan kenaikan suku bunga kebijakan The Fed dalam jangka waktu yang lebih lama. Bukan tidak mungkin BI bisa kembali melakukan langkah tersebut sebagai respons terhadap depresiasi rupee yang terus berlanjut.
“Pada saat itu, angka tersebut merupakan indikator jangka panjang The Fed yang tertinggi, sehingga pelemahan rupee bisa saja mengangkat BI sebesar 25 basis poin,” kata Hans Kwee dalam Investors Market Ta. pembuka. (2024/04/17).
Hans mengatakan, langkah menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin diperkirakan akan memperlebar spread dan mendatangkan modal ke pasar keuangan Indonesia. Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi Indonesia akan naik.
Ia mengatakan, meski perekonomian Indonesia menghadapi tantangan akibat kenaikan inflasi yang turut menyebabkan depresiasi nilai tukar rupiah, secara keseluruhan perekonomian Indonesia berjalan sangat baik.
Namun jika dilihat dari pertumbuhan ekonominya masih bagus dan laju inflasi masih sesuai sasaran. Neraca perdagangan masih surplus, namun faktor eksternal memberikan tekanan pada rupee, kata Hans.