Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai tidak ada urgensi untuk menaikkan kembali suku bunga acuan BI pada Mei 2024, meski nilai tukar rupiah masih berada di level Rp16.000 terhadap Amerika Serikat (Dolar AS.
“Dari arah pergerakan kenaikan BI rate kemarin dan suku bunga Surat Berharga Bank Indonesia Rupiah (SRBI), data yang ada saat ini menunjukkan tidak perlunya kenaikan BI rate,” kata Perry. media briefing di Jakarta pada Rabu (8/5/2024).
Dengan begitu, Perry menyebut BI rate akan tetap di 6,25%. Rupee kini dinilai lebih cepat terapresiasi, inflasi terkendali, dan pertumbuhan ekonomi bagus.
“Keputusan BI rate akan selalu mempertimbangkan perkiraan inflasi ke depan, perkiraan nilai tukar, dan perkiraan pertumbuhan ekonomi. Dari berbagai indikator tersebut, semuanya tetap bergantung pada data,” jelasnya.
Meski demikian, Perry mengaku tak ingin mendahului hasil keputusan Dewan Pengurus BI (RDG) yang digelar pada Mei 2024.
“Dengan data yang ada saat ini, kami melihat kenaikan tersebut cukup untuk menjamin dan memperkuat stabilitas nilai tukar rupee. Namun semua tergantung data. Hasilnya menunggu RDG bulanan,” tutupnya.