JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (16/5/2024), atau menguat dibandingkan sesi sebelumnya. Kenaikan nilai rupee disebabkan oleh turunnya tingkat inflasi di Amerika, yang mendorong bank sentral, Federal Reserve, menurunkan suku bunga. Dari sisi domestik, neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 kembali mengalami surplus selama 48 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Di antara mata uang benua kuning yang berada di zona hijau, rupee terlihat bergerak positif.

Nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.956 per dolar AS pada pukul 09.24 WIB di pasar spot, atau naik 75,5 poin (0,47%) dibandingkan perdagangan sebelumnya, demikian data Bloomberg. Sebelumnya, rupee bernilai Rs 16.000 terhadap dolar.

Sementara di pasar spot, yen Jepang menguat 0,5 poin (0,37%) menjadi 154,3 yen per dolar AS dari perdagangan sebelumnya. Sementara dolar Hong Kong menguat 0,003 poin (0,05%) ke level 7,8 per dolar AS, won Korea menguat 9,2 poin (0,68%) ke level 1.351 won per dolar AS, dan rupee India menguat 0,01 poin (0,01%). 83,4 per dolar AS, dan yuan Tiongkok menguat 0,0003 poin (0,04%) menjadi 7,2 yuan per dolar AS.

Sementara dolar Singapura pagi ini menguat 0,0014 (0,10%) ke US$1,34, peso Filipina menguat 0,17 (0,3%) ke 57,3 peso terhadap dolar AS, dan ringgit Malaysia menguat 0,02 poin (0,4%). Baht Thailand menguat 0,08 poin (0,24%) menjadi 36,2 baht per dolar AS, menjadi 4,6 ringgit per dolar AS.

Pelemahan dolar membebani kekuatan rupee setelah Indeks Harga Konsumen (CPI) atau inflasi AS naik 0,3% bulan ke bulan di bulan April, di bawah perkiraan 0,4%. Sedangkan pertumbuhan year-on-year (YoY) sesuai ekspektasi sebesar 3,4%. CPI Inti, tidak termasuk harga pangan dan energi, sesuai dengan ekspektasi secara bulanan dan tahunan.

Penjualan ritel AS datar di bulan April. Sementara itu, para ekonom memperkirakan kenaikan sebesar 0,4%. Kedua laporan tersebut meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve dalam waktu dekat.

Dari dalam negeri, neraca perdagangan kembali mencatat surplus sebesar USD 3,56 miliar pada April 2024. Nilai lebih ini turun sebesar US$1,02 miliar dibandingkan Maret 2024, dan turun sebesar US$380 juta dibandingkan April 2023. Pada periode tersebut, nilai ekspor mencapai US$19,62 miliar. Sedangkan nilai impornya mencapai 16,06 miliar dollar AS.

Meski harga turun, neraca perdagangan mengalami surplus selama 48 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, kata Podji Ismartini, Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS.

Situasi ini memaksa pelaku pasar untuk membeli rupee karena perekonomian menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *